Rendo Bangku merupakan kerajinan daerah Kotogadang yang mana merupakan terapan teknik rekarakit Bobbin lace asal Belgia yang diperkenalkan oleh para noni Belanda semasa penjajahan di Indonesia. Berdasarkan perkembangan kerajinan di Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum mengenal teknik Rendo Bangku khas daerah Minangkabau. Hal ini disebabkan dengan berbagai faktor mulai dari kurangnya minat masyarakat khususnya warga Kotogadang dalam mengerjakan kerajinan daerah sehingga menjadikan kurangnya tenaga pengrajin serta rumitnya proses pengerjaan Rendo Bangku mulai dari tahap pemintalan benang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi alternatif dalam mengerjakan teknik renda agar benang pintalan pada klos tidak mudah kusut dan lebih lebar dengan bantuan teknik Chain Crochet. Sehingga saat pengerjaan renda dengan klos menciptakan pembaruan pada karya tanpa mengurangi esensi dari proses pengerjaan Rendo Bangku secara tradisional dan dapat mengoptimalkan nilai estetika yang kemudian dapat diterapkan kembali dari yang awalnya merupakan element dekoratif karya menjadi sebuah produk desain yang dapat berdiri sendiri dengan tetap mencirikhaskan daerah Minangkabau seperti umbul-umbul marawa Minangkabau. Melalui serangkaian proses eksperiment serta pengumpulan data observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian akan diaplikasikan menjadi sebuah produk fashion menggunakan teknik gabungan dari Rendo Bangku dengan Crochet dengan penerapan warna Marawa Minangkabau. Kata Kunci: Rendo Bangku, Crochet, Warna Marawa Minangkabau, Produk Fashion