Penelitian ini mendeskripsikan pengalaman guru selama mengikuti sistem pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan sebuah solusi yang diberikan pemerintah supaya kegiatan belajar mengajar tetap dapat berlangsung di masa Pandemi Covid-19, sehingga kegiatan belajar tetap dapat berjalan semestinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskripsi dengan metodologi fenomenologi sosial. Teori yang digunakan pada penelitian ini merupakan teori fenomenologi Alfred Schutz terkait tindakan sosial yang terjadi pada suatu fenomena sosial. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme dalam mendeskripsikan esensi dari fenomena pembelajaran daring ini. Tujuan penelitian ini ada tiga yaitu untuk mendeskripsikan pengalaman guru saat mengikuti pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19, untuk memaparkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar daring di SMA Tunas Unggul berdasarkan pengalaman guru, dan untuk mendeskripsikan pemaknaan guru terkait komunikasi virtual selama pembelajaran daring Hasil penelitian ini ada tiga untuk setiap tujuan penelitian. Tujuan penelitian I, Pengalaman guru dapat dideskripsikan dengan 6 fase perkembangan yang dipengaruhi waktu ketika menghadapi situasi yang baru yaitu Culture Shock, Trial and Error, Adaptation, Innovation, dan New Behavior. Pembelajaran daring merupakan metode baru pembelajaran sebagai bentuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan penelitian II, Faktor yang mempengaruhi perkembangan belajar daring ada dua yaitu Faktor Positif, dan Negatif yang dipengaruhi oleh Brainware(individu), Software(sistem, program, aplikasi), Hardware(perangkat keras seperti Smartphone, Laptop, PC). Tujuan penelitian III, diketahui bahwa guru memaknai komunikasi yang terjadi selama pembelajaran daring berlangsung sebagai komunikasi alternatif dari komunikasi tatap muka langsung yang memiliki kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Kata Kunci: Komunikasi Virtual, Pemaknaan, Pembelajaran daring, Studi Fenomenologi