Bencana Tsunami merupakan kejadian yang menimpa kota Banda Aceh dan sekitarnya pada tahun 2004 yang banyak memakan korban dan rusaknya fasilitas, rumah dan lainnya, setelah beberapa tahun bangkit dari keterpurukan dari bencana tersebut, Aceh kembali bangkit dengan memperindah kembali kota yang dulunya hancur akibat tsunami ini. melihat berdasarkan tinggi antusiasme turis dan warga lokal untuk mengenang sejarah tersebut, akan lebih baik jika memiliki suatu wadah yang memfasilitasi terkait edukasi, konservasi, dan rekreasi mengenai kejadian tsunami yang terjadi di Banda Aceh kedalam museum. Indonesia memiliki beberpaa museum sejarah yang bisa dijadikan studi banding perancangan ini, namun fungsi museum sebagai edukasi disini adanya kekurangan seperti segi desain interior penyajian kapasitas pengunjung untuk memasuki area ruang cinema ketika membludaknya kapasitas yang mengakibatkan terhalangnya akses aktivitas pengunjung lainnya.
Museum tsunami ini terletak di pertengahan kota Banda Aceh, yang mempunyai batasan penataan ruang dan elemen interior melalui metode pendekatan metafora . tujuannya yaitu dapat dinikmati oleh masyarakat baik dalam atau luar negeri, dengan menampilkan sebuah penegenalan yang informatif dan berkarakter, melalui display yang informatif serta fasilitas yang atraktif. Perancangan museum ini dilandasi sesuai standarisasi museum peraturan pemerintah, studi banding, dan studi preseden sebagai pondasi perancangan yang lebih baik.
Kata Kunci : Museum, Tsunami, Banda Aceh, Metafora, Desain Interior