Seni Mural merupakan salah satu mediapenyampaian pesan dalam melakukan kegiatan komunikasi. Seni mural adalah media penyampaian pesan, baik untuk membangun preferensi merek, menggambarkan suatu keadaan tempat,edukasi untuk masyarakat, kritik sosial,dan hiasan untuk suatu daerah . Lahirnya media sosial sebagai media digital baru membuat banyak orang menjadi anonymous dan lebih mudah untuk menghujat satu dengan lainnya. Hal ini membuat TUTU sebagai seniman yang bergelut di dunia mural ingin menyampaikan pesan tentang fenomena yang baru terjadi ini dimana orang dapat menghujat orang lain di media sosial namun mereka yang menghujat orang lain tersebut nyatanya tidaklah lebih baik daripada orang yang dihujat tersebut.Tutu membuat karya series bertema “Guilty Pleasures” karena ingin mengkritik fenomena ini yang mana sering dilakukan oleh kaum wanita. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui makna-makna dari karya series TUTU yang bertema “Guilty Pleasures” tersebut. Penelitian ini menggunakan Semiotika Visual sebagai metode untuk menganalisis karya dari TUTU tersebut. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Karya mural TUTU bertema “Guilty Pleasures”
Karya mural TUTU bertema “Guilty Pleasures”menggambarkan keadaan wanita asia, khususnya Indonesia yang mana dari penelitian yang dilakukan oleh Tutu fenomena ini terjadi di Asia khususnya Indonesia. Dengan nama karya yang agak vulgar dan bentuk karya seperti pose wanita-wanita selfie sudah menggambarkan fenomena yang terjadi di Indonesia ini. Dengan kata lain ini adalah kritik sosial dari TUTU kepada fenomena ini melalui sebuah karya.