Diantara persaingan yang makin ketat industri makanan dan minuman ada salah satu sektor yang mampu berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Khususnya di sektor minuman. Menurut Mentri Peridustrian Indonesia Airlangga Hartato kenaikan PDB khususnya di sektor minuman beranjak menaik hingga mencapai 9,28% di tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 8,46%.
Objek dalam penelitian ini adalah 5 kedai Coffee Shop yang berada di Kecamatan Bandung Kidul dan Lengkong Kota Bandung, dari beberapa kedai Coffee Shop yang ikut meramaikan bisnis dalam lingkup kopi, peneliti mengambil 5 sample kedai Coffee Shop yang masih bimbang untuk menentukan jenis biji kopi mana yang akan digunakan dalam jangka waktu panjang untuk menghasilkan kualitas produk yang baik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk konklusif penelitian. Waktu penelitian dilakukan secara cross-section tanpa mengintervensi data, serta menggunakan metode explanatory yang mengungkapkan hubungan suatu variabel dengan variabel lain dalam suatu penelitian dan teknik sampling yang digunakan adalah sampling purposive.
Dari hasil penelitian ini hubungan variabel Delivery Dependability terhadap Supply Chain Agility, Infrastructure Framework terhadap Delivery Dependability, Infrastructure Framework terhadap Time to Market, dan Supply Chain Agility terhadap Manufacturing Firm Performance memiliki hubungan yang signifikan positif, sedangkan untuk variabel Infrastructure Framework terhadap Manufacturing Firm Performance, Infrastructure Framework terhadap Supply Chain Agility, Time to Market terhadap Supply Chain Agility, hubungan moderate antara Time to Market, Infrastructure Framework, dan Delivery Dependability terhadap Manufacturing Firm Performance yang melalui Supply Chain Agility memiliki hubungan yang kurang signifikan.