ABSTRAK
Penulis bertujuan untuk fokus mengolah rasa dan kepekaan penulis terhadap isu-isu yang ada di dunia idol k-pop, dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal, pengolahan data-data yang ada, sampai dengan penuangan ide dalam karya. Saat ini, Mayoritas masyarakat di seluruh dunia saat ini sudah mengenal idol k-pop. Di dunia modern ini, industri hiburan idol k-pop berkembang sangat pesat. Di dalam kehidupan seorang idol k-pop, terdapat istilah “Fandom Culture”. Di Korea Selatan, budaya fandom termasuk didalamnya bahwa idol harus menuruti fans dan mengikuti kemauan “pasar” nya. Maka dari itu, mereka dituntut untuk mengenakan persona. Hal tersebut pada akhirnya mencerminkan persepsi masyarakat mengenai peran yang harus dimainkan di dalam hidupnya. Memang benar adanya persona merupakan sisi penting dalam kepribadian, dan sebaiknya kita tidak mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita. Agar sehat secara psikologis maka kita harus mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita yang sebenarnya. Caranya adalah dengan mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial. Namun, sekitar 90% dari idol k-pop tidak memiliki hak atas itu. Artinya, hampir seluruh idol k-pop dituntut untuk mengenakan persona yang telah diatur sedemikian rupa oleh agensi. Hal ini membuat penulis tergerak untuk “menumpahkan” kebenaran tersebut melalui karya. Disini penulis bereksperimen dengan imagi “bertumpuk” yang digambar secara digital dengan medium software ilustrasi digital, dan hanya dapat dilihat menggunakan kacamata 3D anaglyph. Hal ini sekaligus sebagai gambaran bahwa kedua sisi dalam dunia idol tersebut hanya dapat “dilihat” dari sudut pandang yang berbeda.
Kata kunci: Persona, Idol, Fandom Culture, Anaglyph