Makanan tradisional merupakan identitas suatu daerah begitu juga keberadaan makanan tradisional suku Sunda yang berbeda dengan makanan tradisional lainnya. Dalam konsep kebudayaan Sunda di kenal jenis makanan yang berasal dari nabati dan hewani. Dalam perspektif antropologi budaya, makanan bukanlah sesuatu yang dipandang semata – mata berhubungan dengan aspek fisologis dan biologi manusia melainkan secara menyeluruh terserap dalam suatu sistem budaya makanan. Pemenuhun kebutuhan terhadap makanan atau bahan makanan, mendistribusikan, dan mengkonsumsinya di atur oleh seperangkat aturan atau norma yang disebut pranata sosial. Dalam kaitan dengan itulah kemasan makanan hadir. Bahan makanan atau makanan yang tersedia di alam sekitar, diolah sesuai dengan selera makan, disajikan dalam bentuk yang menarik cita rasa, dikemas dengan prinsip – prinsip tertentu yang bukan saja bersifat fungsional tetapi juga estetik dan simbolik sehingga makanan layak disantap dan sekaligus memberi arti bagi manusia sebagai makhluk budaya. Seiring perkembangan globalisasi keberadaan jenis kemasan tradisional itu sudah mulai tergeser oleh kemasan berbahan sintetis seperti: plastik dan kertas. Bahkan variasi seumat atau tali bamboo telah pula digantikan oleh jepretan logam (stapler), tali rafia atau tali karet. Dengan demikian diperlukan upaya pengenalan kemasan tradisonal kepada para remaja dengan buku ilustrasi kemasan tradisional. Buku ini juga berisi edukasi dan nilai – nilai adiluhung yang dapat meningkatkan minat membaca karena adanya tampilan bergambar dan berwarna membuat orang akan tertarik dengan gambar yang dilihat, selain itu juga dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman betapa pentingnya menjaga budaya bangsa.