Sampai Saat ini masih banyak ditemukan masalah komunikasi yang dialami oleh anak disabilitas tunanetra contoh disini adalah pergaulan anak-anak normal dengan anak-anak disabilitas kurang baik, dalam hal ini anak-anak normal seing mengejek dan enggan untuk melakukan interaksi dengan anak-anak disabilitas oleh karena itu banyak kalangan disabilitas yang jarang diterima dan ditolak oleh kelompoknya. Jika hal ini akan terus berlanjut, maka dapat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang menjadi menurun dan karena hal tersebut dapat menyebabkan suatu individu menjadi enggan untuk berkomunikasi. Peneliti mengangkat penelitian ini tentang tunanetra karena peneliti mau melihat dan membandingkan bagaimana proses percakapan anak disabilitas dengan orang tuanya dan percakapan keluarga normal pada umumnya, maka dari itu dibutuhkan pola komunikasi keluarga pada penyandang disabilitas netra. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memahami bagaimana pola kounikasi keluarga yang termasuk orientasi percakapan dan orientasi konformitas pada keluarga disabilitas tunanetra. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Family Communication Pattern (Koerner dan Fitzpatrick, 2002). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola komunikasi yang dilakukan oleh anak-anak tunanetra dengan orang tuanya yaitu lebih dominan kepada orientasi percakapan dimana mereka sering melakukan percakapan terkait tentang kegiatan keseharian mereka disekolah, masalah pergaulan, kebersihan diri, etika terhadap sopan santun yang harus mereka taati, dan prinsip yang mereka pegang selama hidupnya.
Kata Kunci: Pola Komunikasi Keluarga tunanetra, orientasi percakapan dan orientasi konformitas