Bandung berperan sebagai “melting pot” yang merupakan tempat bertemunya
berbagai ragam kebudayaan dan sejarah. Sehingga bandung menjadi kota yang
multikultural. Hal itu membuat Kota Bandung mempunyai ciri khas tersendiri di
pandangan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyaknya pengunjung
yang datang ke Kota Bandung khususnya di wilayah Asia Afrika, membuat
pertumbuhan bisnis perhotelan semakin bersaing. Di persimpangan Lembong –
Tamblong, terdapat salah satu hotel yang resmi didirikan pada tahun 1929 yang
bernama Hotel Istana. Dengan lokasi yang cukup strategis, hotel ini memiliki
kekurangan dari beberapa aspek. Aspek tersebut mempengaruhi citra wisatawan
terhadap hotel ini menjadi kurang baik, mulai dari fasilitas yang tidak memadai
hingga interior hotel yang tidak olah mengikuti perkembangan dan kebutuhan masa
sekarang. Dengan memanfaatkan karakter bangunan yang masih relevan dengan
perkembangan jaman, memperpadukan lokasi hotel di wilayah historis yang
strategis dan kebutuhan masyarakat urban akan sesuatu yang baru mempertemukan
dua hal yang bertolak belakang namun selaras dan kuat jika di kombinasikan.