Income smoothing atau yang disebut dengan perataan laba merupakan langkah-langkah manajemen untuk membuat laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan menjadi smooth (memiliki fluktuasi yang rendah). Hal ini dilakukan dengan motivasi untuk menunjukkan kinerja yang baik kepada investor. Karena perilaku pasar yang cenderung lebih merespon secara positif informasi fundamental perusahaan yang memiliki sifat meningkat dan pasti. Sehingga fenomena tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk tujuan memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya secara tidak langsung, dengan memperlihatkan laba perusahaan yang stabil. Oleh karena itu perusahaan melakukan tindakan perataan laba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan dan parsial antara ukuran perusahaan, profitabilitas dan nilai saham terhadap perataan laba pada perusahaan sektor foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.
Pada penelitian ini diggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Data pada penelitian ini yaitu data sekunder dengan mengambil data dari situs resmi BEI www.idx.co.id. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 sampel dalam kurun waktu 4 tahun sehingga didapat 48 total sampel perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan menggunakan aplikasi SPSS 23.0.
Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan nilai saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba, dimana variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan nilai saham dapat mempengaruhi perataan laba sebesar 21,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian. Secara parsial, variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, dan variabel nilai saham, tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Untuk para investor disarankan untuk lebih teliti dalam memutuskan investasinya dengan melihat laporan keuangan secara keseluruhan dan melihat hal-hal lain yang mendukung keputusan investasinya. Dan untuk manajemen perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi sebaiknya tidak melakukan perataan laba karena dapat merugikan perusahaan seperti citra buruk di mata para investor atau bisa dikenakan sanksi oleh pemerintah.