ABSTRAK
Anak tunarungu merupakan individu yang memiliki keterbatasan dalam mendengar dan minimya kemampuan komunikasi verbal. Hal ini yang meyebabkan siswa tunarungu menggunakan bahasa isyarat sebagai cara untuk berkomunikasi akan tetapi penggunaan bahasa isyarat tidak dapat dipahami oleh semua orang. Sehingga siswa perlu mendapatkan bina bicara sebagai upaya pelatihan komunikasi verbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses yang terjadi ketika guru melakukan bina bicara kepada siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, terdapat tiga guru yang menjadi informan. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang, dapat diketahui jika siswa mendapatkan latihan kepekaan bunyi dan suara, latihan artikulasi dan pernafasan sebagai bentuk dari latihan dasar yang dilakukan sebelum bina bicara diterapkan. Bina bicara dilakukan dengan metode percakapan dan melalui komunikasi interpersonal. Hal ini dikarenakan penerapan metode tersebut sesuai dengan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal yakni, dilakukan pada ruang lingkup kelompok kecil, dilakukan melalui komunikasi langsung dan menggunakan komunikasi verbal sebagai cara untuk melatih kemampuan bicara pada siswa tunarungu.
Kata kunci: siswa tunarungu, bina bicara, komunikasi interpersonal