Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masyarakat indonesia khususnya usia produktif masih sangat rendah dibandingkan 3 anggota negara ASEAN (Thailand, Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memfokuskan pada peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan khususnya penduduk yang berusia produktif.
Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang penduduknya didominasi oleh usia produktif. Modal sosial nantinya diharapkan akan menjadi mediator dalam peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran modal sosial sebagai mediator antara literasi keuangan dan inklusi keuangan dan juga meneliti pengaruh langsung dari literasi keuangan pada inklusi keuangan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penduduk usia produktif di Kabupaten Bandung yang berjumlah 2.379.411 jiwa. Pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 400 orang.
Penelitian ini mengadopsi dan menggunakan Sobel dan Kenny dan Baron tes untuk menguji pengaruh modal sosial dalam hubungan antara literasi keuangan dan inklusi keuangan.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa literasi keuangan berpengaruh signifikan terhadap inklusi keuangan dengan modal sosial sebagai pemediasi pada masyarakat usia produktif di Kabupaten Bandung.
Kata kunci : Literasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Modal Sosial, Usia Produktif, Kabupaten Bandung