Kegiatan produksi yang terjadi pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya performa mesin. PT Perkebunan Nusantara VIII merupakan suatu perusahaan yang memproduksi daun teh hitam orthodoks. Mesin Vibro merupakan mesin yang beroperasi di ruangan sortasi yang digunakan dalam proses pemisahan partikel teh berdasarkan bentuk, ukuran, berat jenis, densitas, dan kebersihan kandungan serat. Mesin Vibro memiliki riwayat kerusakan yang cukup banyak di ruang sortasi sehingga dibutuhkan kebijakan maintenance yang tepat agar menghindari kerusakan yang datang saat pengoperasian mesin ini. Penelitian ini menggunakan RPN (Risk Priority Number) untuk menentukan sub sistem dan komponen kritis mesin Vibro. Selain itu, untuk menentukan kebijakan maintenance mesin Vibro digunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Reliability Centered Spares (RCS) yang memiliki output dalam mengatasi penentuan interval waktu maintenance suatu sistem dan kebijakan persediaan sparepart pada sistem menggunakan teknik Poisson Process. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, komponen frame dan as joint terpilih sebagai komponen kritis dengan nilai RPN masing-masing komponen adalah 384 dan 378. Berdasarkan pengolahan metode RCM, jenis kegiatan maintenance yang sesuai adalah scheduled restoration dan discard task dengan waktu interval maintenance adalah 1.64 bulan dan 4 bulan. Selain itu, pengolahan metode RCS menentukan jenis perbaikan komponen frame dan as joint masing-masing adalah repairable dan non-repairable. Hasil perhitungan poisson process menunjukkan bahwa as joint membutuhkan 11 sparepart untuk 12 bulan mendatang.