Penelitian ini dilatarbelakangi dengan munculnya perkembangan uang elektronik di Indonesia yang mulai menggantikan transaksi tunai ke non tunai. Walaupun berkembang dengan pesat, Indonesia tetap tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Pada penelitian ini, dilakukan penelitian pada lima objek yaitu Mandiri e-money, Flazz BCA, BRIZZI, Rekening Ponsel dan Tapcash BNI. Untuk mengetahui persaingan dan keinginan masyarakat saat ini, maka dibutuhkan analisis positioning produk.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peta positioning mengenai uang elektronik berdasarkan persepsi masyarakat yang menggunakan dan tidak menggunaakan uang elektronik di Indonesia tahun 2017. Atribut yang akan di analisis yaitu keamanan transaksi, kecepatan transaksi, diskon dan promosi, efisiensi menggunakan uang elektronik dan banyaknya merchant. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis deskriptif. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner secara online dan offline pada 400 responden di Indonesia. Teknik analisis data menggunakan multidimensional scaling (MDS).
Hasil penelitian dari persepsi berdasarkan kemiripan menunjukkan bahwa uang elektronik merek Flazz BCA dan Mandiri e-money dan juga pada merek BRIZZI dan Tapcash BNI memiliki kemiripan antar produknya. Namun, pada merek Rekening Ponsel tidak memiliki kemiripan dengan merek lainnya. Pada hasil persepsi berdasarkan atribut, pengguna uang elektronik mempersepsikan Mandiri e-money menjadi yang paling unggul, diikuti oleh Flazz BCA, BRIZZI, Tapcash BNI dan Rekening Ponsel. Selanjutnya, hasil dari persepsi berdasarkan bukan pengguna uang elektronik bahwa Flazz BCA menjadi yang paling unggul, diikuti oleh Mandiri e-money, BRIZZI, Tapcash BNI dan Rekening Ponsel.
Kata kunci: multidimensional scaling, perceptual map, persepsi, positioning, uang elektronik