Manusia sebagai pelaku dalam dunia penerbangan memiliki kelebihan – kelebihan dan juga keterbatasan – keterbatasan dalam fisik dan panca inderanya, demikian juga kemampuan psikologis dan kemampuan sosialnya yang dapat menimbulkan stress fisik maupun stress emosi dalam dunia kerjanya sehingga dapat menimbulkan terjadinya kesalahan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat menekan terjadinya kecelakaan yang dicanangkan oleh otoritas penerbangan sipil di Indonesia yang bernama Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) adalah dengan melaksanakan pelatihan human factor, termasuk untuk PT Dirgantara Indonesia sebagai satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di Indonesia.
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif dan kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia yang telah mengikuti pelatihan human factor pada tahun 2016. Sampel yang terpilih adalah 61 responden dengan menggunakan teknik probability sampling melalui pendekatan simple random sampling. Analisis yang digunakan analisis regresi sederhana dan analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan tanggapan karyawan mengenai pelatihan human factor termasuk dalam kategori baik dan tanggapan untuk kecelakaan kerja yang juga termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh bawa pelatihan human factor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kecelakaan kerja karyawan Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia. Saran yang diberikan agar peserta tidak merasa bosan adalah mengubah metode pelatihan dengan membuat gerakan praktik langsung atau games dalam team, selain itu instruktur pelatihan juga perlu mengubah suasana pembelajaran dengan lebih komunikatif dan atraktif.
Kata kunci : pelatihan, human factor, kecelakaan kerja.