Learning center merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang dibangun IT Telkom sebagai pusat pengembangan kompetensi mahasiswa dan telah selesai pada bulan Agustus 2009. Keberadaan Learning Center ini menjadi wujud perkembangan positif IT Telkom yang telah mencanangkan World Class University (WCU) di tahun 2017. Learning Center disamping berfungsi sebagai perpustakaan nantinya akan diarahkan menjadi pusat pembelajaran (english, elektronik, soft skill, dll.)
Dalam perencanaan pembangunan Learning Center, hal ini tentunya mendorong pihak IT Telkom untuk menyediakan dana pembangunan yang jumlahnya relatif besar. Kebutuhan dana yang telah dianggarkan oleh pihak IT Telkom untuk pembangunan Learning Center yaitu sekitar 28 milyar rupiah
Dengan keterbatasan pendanaan, sementara kebutuhan fasilitas gedung terus meningkat, maka perlu diadakan alternatif pendanaan lain. Terdapat dua alternatif pendanaan aktiva tetap Learning Center yang bisa dilakukan yaitu membangun sendiri atau sewa beli (lease). Dalam penelitian ini, alternatif sewa beli (lease) bangunan Learning Center menjadi erat kaitannya dengan metode pendanaan Build-Operate-Transfer (BOT)..
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk pengambilan keputusan pengadaan Learning Center adalah dengan Differential Cost, Differential Income dan Differential Investment dengan pendekatan Net Present Value.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penerimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang.
Parameter yang digunakan dalam perhitungan NPV untuk kedua alternatif meliputi biaya investasi awal, umur ekonomis, umur teknis, jangka waktu kontrak BOT, luas total bangunan, persentase luas efektif bangunan, harga sewa tahun ke-1, persentase kenaikan harga sewa tahunan, persentase tingkat hunian, persentase biaya operasional, persentase royalti sewa.
Setelah melakukan perhitungan NPV secara manual, kemudian dilakukan perancangan aplikasi pengambilan keputusan investasi sebagai alat bantu perhitungan NPV yang diperluas menjadi sebuah sistem pengambilan keputusan.
Dengan melakukan perhitungan NPV dari kedua alternatif investasi, terbukti bahwa alternatif sewa beli (lease/BOT) lebih baik dibandingkan dengan membangun sendiri. Berikut adalah nilai NPV alternatif bangun sendiri sebesar Rp. (47.861.160.639) dan alternatif sewa beli (lease/BOT) sebesar Rp. (46.200.230.433). Kedua alernatif akan memiliki keuntungan yang sama atau hampir mendekati sama pada kondisi discount rate 19,05%, harga sewa gedung /m2/ bulan Rp. 123.600, persen kenaikan harga sewa tahunan 8,6%, persen royalti sewa 4,7%. Lease, BOT, Pengambilan keputusan, Investasi, Aktiva tetap, NPV.