E-money merupakan salah satu transaksi pembayaran non tunai di Indonesia yang telah diperkenalkan sejak tahun 2007, namun tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap layanan e-money di Indonesia masih rendah, serta transaksi tunai dan penggunaan uang kartal pun masih tinggi. Padahal telah ada Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia sejak tahun 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dimensi kepercayaan (multi dimensional trust) dan risiko yang dirasakan (perceived risk) terhadap niat perilaku masyarakat pada layanan e-money di Indonesia.
Penelitian ini mengadopsi model modifikasi UTAUT Luo et al. pada tahun 2010 dengan objek penelitian masyarakat yang bedomisili di lima kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar). Pengumpulan data dilakukan dengan metode purposive sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 287 orang dengan membagikan kuesioner secara online. Teknik analisis penelitian ini menggunakan PLSSEM dengan software Warp PLS 4.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dimensi kepercayaan (Multi Dimensional Trust) mempengaruhi niat masyarakat dalam mengadopsi layanan e-money, sedangkan risiko yang dirasakan (Perceived Risk) tidak mempengaruhi niat masyarakat dalam mengadopsi layanan e-money.
Pihak penerbit harus tetap menjaga kepercayaan masyarakat dengan kemampuan yang dapat diandalkan dan tetap memberikan jaminan perlindungan data pengguna. Penelitian selanjutnya disarankan fokus pada responden berdomisili di pedesaan. Variabel facilitating condition agar ditambahkan di dalam model penelitian, karena variabel tersebut diduga menjadi faktor penting lainnya yang mempengaruhi masyarakat untuk mengadopsi layanan e-money.
Kata Kunci : E-Money, Dimensi Kepercayaan, Risiko yang dirasakan, Modifikasi UTAUT