Munculnya transportasi berbasis online membuat para sopir taksi konvensional merasa kehilangan pelanggannya, yang akhirnya menimbulkan demo para sopir taksi konvensional pada 22 maret 2016 yang berujung pada tindakan anarkis para sopir taksi konvensional, salah satunya adalah sopir taksi Blue Bird. Di era kecanggihnya teknologi seperti saat ini, berita tersebut dengan mudahnya menyebar ke seluruh Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth terhadap brand image Blue Bird pasca insiden anarkis 22 maret 2016. Responden yang diteiti dalam penelitian ini berjumlah 100 yaitu para followers akun twitter Blue Bird, diperoleh dengan teknik non-probability sampling yaitu purposive sampling. Kemudian hasil data dianalisis dengan analisis regresi sederhana. linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa electronic word of mouth berada pada posisi angka 55,94% dengan kategori cukup tinggi, brand image berada pada posisi 48,91% dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara keseluruhan electronic word of mouth berpengaruh secara kuat terhadap brand image Blue Bird pasca insiden anarkis 22 maret 2016.
Kata Kunci : E-WOM, Brand Image