Manusia pada dasarnya makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama. Tunagrahita memiliki arti yang menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata. Semua pihak menyadari jika setiap anak berhak untuk dicintai dan dihargai dengan segala kekurangan dan kelebihan. Terutama pemahaman orangtua dan lingkungan sekitar terhadap tunagrahita dirasa kurang cukup. Oleh karena itu diperlukan media untuk membuat representasi pengalaman hidup anak tunagrahita. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang kemudian digunakan untuk menggali suatu fenomena (kasus) serta mengumpulkan informasi secara terinci dengan model analisa penjodohan pola. Media yang dirancang ialah berupa film dokumenter bergenre potret dengan tema tunagrahita serta perancang berperan sebagai sutradara yang dimana merupakan orang yang bertanggung jawab dalam set produksi disamping itu sutradara harus memiliki sudut pandang dan pengamatan yang kuat terhadap objek dan subjeknya yang nantinya seorang sutradara mampu menvisualisasikan dan dapat memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan anak penyandang tunagrahita dalam film dokumenter bergenre potret.
Kata Kunci : Tunagrahita, Pemahaman, Film Dokumenter, Sutradara