Anak Tunagrahita adalah anak yang berbeda dengan anak normal lainnya. Tunagrahita memiliki IQ dibawah 70. Anak tunagrahita kategori sedang yang memiliki kualitas intelektual sama dengan tunagrahita berat namun masih memiliki respon pada hal yang berbahaya. Dalam lingkungan sekolah guru adalah pengganti orang tua, guru Tunagrahita harus menjalin hubungan interpersonal dengan siswa Tunagrahita agar dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik. dalam hubungan tersebut, terdapat suatu proses dimana guru dan siswa Tunargahita saling bertentangan dimana komunikasi adalah alat untuk menyampaikan dialektika yang terjadi dalam hubungan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dialektika dalam hubungan interpersonal guru dan siswa Tunagrahita dan macam-macam konflik dalam kontradiksi dialektika yang timbul dalam hubungan guru dan siswa Tunagrahita dengan menggunakan informan utama yaitu guru dan siswa Tunagrahita di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita 01 Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jenis data yang digunakan yaitu melalui observasi dan wawancara. Hasil yang didapatkan melalui penelitian ini menunjukan bahwa proses dialektika terjadi diawali dengan kedekatan hubungan guru dan siswa Tunagrahita lalu menjadikan ketergantungan diantaranya. Dalam kedekatan hubungan terjadi kontradiksi bila adanya suatu konflik seperti ketika siswa ingin melepas ketergantungannya, ketika harus berbagi rahasia dengan guru terdekatnya, dan ketika harus memilih bagaimana tindakan untuk menghadapi permasalahan yang ada. Lalu sikap yang diambil akan menunjukan secara aksi seperti murid mulai bicara dikelas atau guru yang menasihati siswa tunagrahita dibandingkan marah, diam dikelas, tersenyum, hingga menyakiti diri sendiri untuk menghindari konflik yang terjadi.