Routing adalah proses router meneruskan paket ke jaringan yang dituju. Router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus membaca tabel routing. Salah satu algoritma pembentuk tabel router adalah distance vector, kemudian dibandingkan dengan JST (Jaringan Saraf Tiruan) metode hopfield sebagai algoritma routing untuk mendapatkan hasil performansi jaringan yang terbaik.
Pada tugas akhir ini dilakukan simulasi dan analisis jaringan core network. Simulasi yang dilakukan menggunakan software Network Simulator 2 dan menitikberatkan analisis perbandingan performansi QoS yang meliputi parameter delay, throughput, dan packet loss antara algoritma routing distance vector dan algoritma routing berbasis jaringan saraf tiruan.
Hasil analisis simulasi link pada kondisi tanpa background menunjukkan bahwa algoritma routing distance vector lebih baik dari algoritma routing berbasis jaringan saraf tiruan. Hal ini terlihat dari hasil simulasi untuk tiap layanan menunjukkan algoritma routing distance vector memiliki packet loss yang lebih kecil 0,511 % untuk paket video dan 0.505 % untuk paket voip, throughput per user lebih besar sebesar 0,3196 Kbps (0,65%) untuk video, 0,3162 Kbps (0,65%) untuk voip, dan lebih kecil sebesar 0,6324 Kbps ( 1,97%) untuk paket data, dan delay lebih kecil sebesar 0,8192 ms (1,52%) untuk data, 0,6746 ms (1,77%) untuk video, dan 1,0752 ms (2,73%) untuk voip jika dibandingkan dengan algoritma routing berbasis jaringan saraf tiruan.