Meningkatnya penggunaan internet sekarang ini memunculkan banyak pemain baru dalam bisnis Internet Service Provider (Penyedia Layanan Internet) atau biasa disebut ISP. Tidak hanya skala besar, namun ISP skala kecil yang hanya cakupannya daerah kecil seperti kabupaten atau kecamatan pun juga banyak bermunculan. ISP ini dalam kasus nyata terkadang tidak hanya membuat jaringan sendiri namun juga dapat menyewa lagi jaringan lain untuk akses ke luar negeri. Menyewa jaringan bukan hanya menyewa kabel saja, namun juga ISP harus menyewa bandwidth ke penyedia jaringan. Harga bandwidth untuk koneksi ke luar negeri tidaklah murah, terlebih lagi penggunaan bandwidth untuk ke luar negeri sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penyedia konten internet seperti video streaming lebih banyak berasal dari luar negeri. Penggunaan bandwidth yang tinggi ini mengakibatkan anggaran yang dikeluarkan oleh ISP akan meningkat juga. Itulah mengapa user mendapatkan harga per bandwidth yang tinggi.
Dari permasalahan itu, penulis membuat suatu video cache server pada sebuah ISP yang bertempat di Bandung dengan skenario jaringan dari ISP ke pengguna menggunakan perangkat wireless dan penempatan server sejajar dengan penempatan router. Dari metode cache ini didapat hasil berupa Hit, Miss, banyaknya kunjungan pengguna terhadap situs penyedia layanan video streaming, lama waktu muat video dan Throughput. Dari hasil itu dilakukan analisis berupa banyaknya Hit, membandingkan Throughput dan efisiensi waktu sebelum cache server diimplementasikan dan sesudah diimplementasikan.
Hasil yang didapatkan dari penelitan ini adalah suatu rancangan video cache server yang paling efektif dari segi penggunaan bandwidth dan waktu muat yang rendah.