Kebijakan pemerintah terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi tantangan baru bagi praktisi kesehatan yang ada di Indonesia. Organisasi-organisasi pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan terkait kebijakan baru BPJS. Perubahan-perubahan tersebut mencakup perubahan dari berbagai aspek seperti bisnis dan infrastruktur (sistem informasi dan teknologi).
Oleh karena itu, organisasi layanan kesehatan harus mempunyai rancangan strategis baru yang dapat menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan BPJS. Metode yang dapat digunakan untuk menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi ialah arsitektur enterprise. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu framework yang dapat dijadikan pedoman pembuatan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini akan dibahas strategi bisnis Yakes Telkom dalam menghadapi tantangan kebijakan BPJS. Fase-fase dalam TOGAF yang dilakukan diantaranya fase preliminary, architecture vision dan arsitektur bisnis. Melalui TOGAF, dapat dihasilkan blueprint arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur teknologi sebagai rancangan roadmap kerjasama antara organisasi kesehatan dengan BPJS, yang dalam penelitian ini mengambil studi kasus Yakes Telkom.
Kata Kunci: arsitektur enterprise, blueprint, arsitektur bisnis, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom.