Prosopagnosia adalah sebuah penyakit yang mengganggu otak penderita sehingga
penderita tidak bisa mengenali wajah seseorang, penyakit ini juga biasa disebut
penyakit buta wajah. Dalam penelitian yang dilakukan di Jerman pada tahun 2006
menyatakan bahwa penderita penyakit ini sebanyak 2% dari populasi dunia. Media
yang telah digunakan untuk mengenalkan penyakit ini adalah film dokumenter yang
masih meraih target audience kalangan tua yaitu umur 35-50 tahun. Maka dari itu
diperlukannya sebuah film fiksi yang menerangkan penyakit prosopagnosia pada
kalangan muda khususnya umur 18-24 tahun. Dalam sebuah film tentu diperlukan
sebuah penataan kamera yang dapat menterjemahkan director shot kedalam sebuah
breakdown shot dan untuk pengambilan montase, agar pesan dari film tersebut untuk
menjelaskan penyakit prosopagnosia terhadap target audience dapat tersampaian
dengan baik. Metode yang digunakan dimulai dari pengumpulan data (studi pustaka,
observasi, dan wawancara), kemudian data tersebut dianalisis menggunakan
pendekatan psikologi kognitif agar menghasilkan keyword yang dapat digunakan
dalam pembuatan breakdown shot. Sebagai hasil dari pembuatan breakdown shot ini
adalah shot film yang digunakan dalam pembuatan film fiksi pendek “SAMAR”.
Melalui film fiksi pendek diharapkan bahwa target audience dapat mengetahui bahwa
penyakit prosopagnosia ada disekitar kita dan mereka membutuhkan bantuan kita
untuk bertahan di dunia sosial.
Kata kunci : Penataan kamera, Sendiri, Prosopagnosia, Film Pendek