Analisis dan Implementasi Teknik Kompresi Video Menggunakan Three Dimensional Discrete Cosine Transform

Renxy Lichandy

Informasi Dasar

113071028
005.1
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

ABSTRAKSI: Perkembangan teknologi didunia multimedia berkembang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan kebutuhan data semakin besar. Oleh karena itu, teknik kompresi masih menjadi teknik yang layak sebagai solusi. Kompresi intraframe dan interframe memberikan masukan kepada 3D DCT dengan koefisien yang lebih kecil, yang nantinya akan dilakukan proses kuantisasi dan entropi coding. 3D DCT melibatkan sedikit operasi dan dapat berjalan lebih cepat, metode yang ideal dalam mengubah image dari domain spasial ke domain frekuensi, citra terkonsentrasi hanya dalam beberapa koefisien DCT, dan dapat melakukan anlisa video full motion.

Jika nilai QP diperbesar maka rasio kompresi akan naik. Pada video badak 96.37% untuk QP (8,15,15), 96.41% untuk QP(10,15,15), dan 96.44% untuk QP (12,15,15). Hal ini disebabkan karena video hasil 3D DCT dibagi dengan Qstep yang lebih besar. Jika nilai GOP diperbesar rasio kompresi juga akan naik, hal ini dikarenakan semakin banyak frame P maka semakin besar jumlah bit yang dapat dikurangi dan semakin kecil ukuran video hasil kompresi. Pertambahan nilai QP dan GOP juga menyebabkan nilai dari MSE menurun dan nilai PSNR tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh nilai error yang berkurang seiring kenaikan nilai QP dan GOP, serta menandakan bahwa semakin banyak data yang terkompresi maka kualitasnya akan menurun.Kata Kunci : kompresi video, kompresi intraframe, kompresi interframe, 3D DCT, QP, GOPABSTRACT: Development of multimedia technology is growing rapidly. This resulted require greater data. Therefore, the compression technique is still a viable technique as a solution. Intraframe and interframe compression to provide input to the 3D DCT coefficients are smaller, which will do the quantization and entropy coding. 3D DCT involves surgery and can walk a little faster, the ideal method in changing the image of the spatial domain into the frequency domain, the image is concentrated in only a few DCT coefficients, and can perform full-motion video.

If the value of QP enlarged then the compression ratio will increase. In Badak video for QP (8,15,15) ratio is 96.37%, QP (10,15,15) ratio is 96.41%, and QP (12,15,15) ratio is 96.44%. This is because the video from resulted 3D DCT divided by greater Qstep. If the GOP enlarged compression ratio will also increase, this is because more frame P, more of bits that can be reduced and the compressed video will be smaller size. Value added of QP and the GOP also cause the value of the MSE decreases and PSNR values are unstable. This is caused by the error value decreases with increase in the value of QP and the GOP, and indicates that more data is compressed so the quality will decrease.Keyword: video compression, intraframe compression, interframe compression, 3D DCT, QP, GOP

Subjek

Informatika Teori dan Pemrograman
 

Katalog

Analisis dan Implementasi Teknik Kompresi Video Menggunakan Three Dimensional Discrete Cosine Transform
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

Renxy Lichandy
Perorangan
Bedy Purnama, Sriyani Violina
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2012

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini