ABSTRAKSI: Active Queue Management (AQM) merupakan salah satu algoritma penanganan kongesti yang menggunakan sistem umpan balik yang melihat rata-rata antrian secara dinamis serta menentukan kapan dan paket yang mana yang akan ditandai. Referensi pada [1] menyatakan bahwa Random Early Detection (RED) merupakan salah satu metode AQM yang menandai paket secara random dengan probabilitas tertentu. Dari referensi tersebut dapat disimpulkan bahwa performansi RED bergantung pada level kongesti dan setting parameter-parameter yang dibutuhkannya.
Dynamic Random Early Detection (DRED) merupakan salah satu varian metode RED yang melakukan perubahan parameter RED secara dinamis. Parameter utama yang berubah secara dinamis adalah parameter wq (bobot antrian), yang sebelumnya diset secara konstan oleh RED. Secara teori, DRED memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan RED, karena DRED mampu menstabilkan nilai panjang antrian rata-rata setelah paket keluar dari antrian. Sehingga buffer overflow yang biasanya terjadi pada RED dapat dihindari.
Tugas akhir ini bertujuan membandingkan performansi RED dengan DRED yang meliputi panjang antrian rata-rata, packet loss, throughput, dan utilisasi buffer. Analisa performansi dilakukan pada simulasi jaringan sederhana dengan single bottleneck router dengan bantuan Network Simulator.
Kata Kunci : AQM, RED, DRED.ABSTRACT: Active Queue Management (AQM) is one of congestion avoidance mechanism that uses loop back system to controls average queue size dynamically and decide when and which packet to drop. Based on reference [1], Random Early Management (RED) is one of AQM method that mark packets randomly with a certain probability. Also based on reference, can be conclude that RED’s performance is depends on its congestion level and parameter settings.
The Dynamic Random Early Detection (DRED) is one of RED’s variant which changes RED’s parameter dynamically. The main parameter that changes dynamically is wq (queue weight) which sets as a constant value. Theoretically, DRED has a better performance than RED, because DRED capable to stabilize the average queue size after dequeueing packets. So, DRED can avoid buffer overflow.
The final project’s aim is to compare RED and DRED’s performance, that contains comparing average queue size, packet loss, and throughput. This performance analysis is simulated by Network Simulator in the simple network simulation with single bottleneck router.
Keyword: AQM, RED, DRED.