Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabit Capable Passive Optical Network (GPON) untuk Apartemen Newton Bandung

Dwi Kencanawati

Informasi Dasar

138 kali
111081066
621.382 16
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

ABSTRAKSI: ABSTRAK
Newton Residence merupakan apartemen mewah yang sedang dibangun di Jln. Buahbatu No 5 Bandung, dengan jumlah unit yang dibangun sebanyak 875 unit. Di zaman modern seperti saat ini bisa dipastikan apartemen mewah ini membutuhkan sarana komunikasi, informasi, dan hiburan yang high performance untuk memenuhi hal tersebut maka dibutuhkan jaringan yang handal untuk memberikan performansi terbaik. Jaringan yang mampu memberikan performasi terbaik saat ini adalah jaringan Fiber To The Home (FTTH).
Perancangan jaringan FTTH GPON untuk Apartemen Newton ini dimulai dengan menentukan jumlah pelanggan berdasarkan jumlah maksimum unit yang tersedia, kemudian ditentukan konfigurasi jaringan, perangkat yang digunakan, jumlah, spesifikasi, dan penempatannya, kemudian dihitung jarak antar perangkat, lalu dianalisis kelayakan hasil perancangan jaringan FTTH tersebut berdasarkan parameter power link budget dan rise time budget.
Berdasarkan hasil perancangan jaringan FTTH dengan teknologi GPON di Apartemen Newton (Newton Residence) Bandung untuk perancangan OLT diletakkan di STO, menggunakan 1 OLT, 3 ODC, 80 ODP, 875 ONT, 3.45 Km fiber optik jenis G.652 72 core, 3 Km G.657 4core, 62 Km G.657 1 core, 41 passive splitter 1:2, 80 passive splitter 1:16, dan 2269 konektor. Untuk perancangan OLT diletakkan di Apartemen menggunakan 1 OLT, 3 ODC, 80 ODP, 875 ONT, 3.45 Km fiber optik jenis G.652 4 core, 3 Km G.657 4core, 62 Km G.657 1 core, 41 passive splitter 1:2, 80 passive splitter 1:16, dan 2269 konektor. Dari perhitungan Power Link Budget saat OLT diletakkan di STO, didapat untuk downlink, α tot = 24.286 dB, Prx= – 25.286 dBm dan margin daya sebesar 3.714 dBm, untuk uplink, didapat nilai α tot = 24.81 dB, Prx= – 25.81 dBm dan margin daya sebesar 3.19 dBm. Dari perhitungan Power Link Budget saat OLT diletakkan di Apartemen, untuk downlink, didapat nilai α tot = 24.42 dB, Prx= – 21.42 dBm dan margin daya sebesar 7.58 dBm, untuk uplink, didapat nilai α tot = 24.46 dB Prx= – 21.46 dBm, dan margin daya sebesar 7.54 dBm. Hal ini berarti bahwa link memenuhi kelayakan power link budget PT. Telkom yaitu α tot maksimum 25 dB dan ITU-T 28 dB. Dari perhitungan Rise Time Budget saat OLT diletakkan di STO untuk downlink didapat rise time total sebesar 0.25892 ns dan uplink sebesar 0.250252 ns. OLT diletakkan di Apartemen untuk downlink didapat rise time total sebesar 0.2501 ns dan uplink sebesar 0.2500 ns. Hal ini berarti bahwa link diatas memenuhi kelayakan Rise Time Budget dengan pengkodean NRZ karena masih berada dibawah batas maksimum Tsystem maksimum NRZ yaitu untuk downlink 0.2917 ns dan uplink 0.5833 ns.
Kata Kunci : FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget, dan NRZ.ABSTRACT: Abstract
Newton Residence is a luxurious apartment, complex unit total are 875 units, located in Jalan Buah Batu No. 5 Bandung. In this modern time, surely this prestigious apartment need communication, information, and entertainment facilities with high performance. To fulfill those needs, a reliable network for best performance is required. The best network available today which can ensure the best qualities and performances is Fiber To The Home (FTTH) network.
FTTH GPON network design for Newton Residence started with defining the total customer based on total maximum units available. Network configuration, the devices used, quantity, specification, and placement are defined next. After that, inter-devices distance are calculated. Last, the result of FTTH network design feasibility is being analized based on power link budget and rise time budget parameters.
According to the result of FTTH network design with GPON technology in Newton Apartment (Newton Residence) Bandung, the OLT which placed on STO, using 1 OLT, 3 ODC, 80 ODP, 875 ONT, 3.45 Km G.652 72 core fiber optic, 3 Km G.657 4 core, 62 Km G.657 1 core, 41 passive splitter 1:2, 80 passive splitter 1:16, and 2269 connector. For the OLT placed in Apartment, using 1 OLT, 3 ODC, 80 ODP, 875 ONT, 3.45 Km G.652 4 core fiber optic, 3 Km G.657 4core, 62 Km G.657 1 core, 41 passive splitter 1:2, 80 passive splitter 1:16, and 2269 connector. Based on the calculation, the Power Link Budget when OLT placed in STO, the downlink is α tot = 24.286 dB, Prx= – 25.286 dBm and power margin acquired is 3.714 dBm, for uplink, α tot = 24.81 dB, Prx= – 25.81 dBm and power margin 3.19 dBm are acquired. From Power Link Budget calculation when OLT placed in Apartment, for downlink, the value of α tot = 24.42 dB, Prx= – 21.42 dBm and power margin is 7.58 dBm, for uplink, the values acquired are α tot = 24.46 dB Prx= – 21.46 dBm, and power margin is 7.54 dBm. It means that the link design could meet the power link budget feasibility set by PT Telkom, with the maximum value of α tot =25 dB and ITU-T 28 dB. From the Rise Time Budget calculation when OLT placed in STO, for downlink, the rise time budget total is 0.25892 ns and for the uplink is 0.250252 ns. For the OLT that placed in the apartment, for downlink the rise time total is 0.2501 ns and for uplink is 0.2500 ns. It means that the link design that mention above could meet the rise time budget feasibility with NRZ code because the result still below the maximum limit of Tsystem maximum NRZ, which is 0.2917 ns for downlink and 0.5833 ns for uplink.
Keyword: FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget, dan NRZ.

Subjek

Transmisi Telkom
 

Katalog

Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabit Capable Passive Optical Network (GPON) untuk Apartemen Newton Bandung
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

Dwi Kencanawati
Perorangan
Akhmad Hambali, Bambang Uripno
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2014

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini