Penempatan Base Transceiver Station (BTS) Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) Menggunakan Algoritma Genetika

Andi Wibowo

Informasi Dasar

111067001
621.382 16
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

ABSTRAKSI: Pertumbuhan penduduk terjadi sangat cepat yang mengakibatkan hampir diseluruh tempat menjadi daerah pemukiman, seiring dengan hal tersebut menyebabkan pertumbuhan kebutuhan akan layanan komunikasi semakin bertambah. Dengan distribusi penduduk yang heterogen akan mengakibatkan demand trafik yang bervariasi. UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) merupakan salah satu teknologi telekomunikasi generasi ketiga yang mampunyai kecepatan akses yang mencapai 2 Mbps.
Pada umumnya penempatan BTS hanya memperhatikan luas coverage tanpa memperhatikan demand trafik masing – masing daerah. Dengan algoritma genetika, baik luas coverage dan dapat melayani demand trafik semuanya dapat diperhitungkan dan didapatkan bahwa daerah blankspot sekecil mungkin dan terletak di daerah suburban.
Dalam perancangan UMTS di kota Yogyakarta dibutuhkan 4 sel urban dengan radius sel 1,371084 km dan 2 sel suburban dengan radius sel 1,834215 km untuk memenuhi demand trafik sampai dengan tahun 2014. Dalam penempatan BTS menggunakan algoritma genetika untuk dapat melayani demand trafik yang tinggi dan mempunyai coverage yang luas. Dengan menggunakan kombinasi parameter dalam algoritma genetika seperti: representasi, ukuran populasi, probabilitas pindah silang, probabilitas mutasi, dan jumlah generasi didapatkan hasil bahwa dengan algoritma genetika sistem dapat melayani 97,12 % dari demand trafik.
Kata Kunci : UMTS, algoritma genetikaABSTRACT: The growth rate of population common rapidly, so that cause in everywhere to become residence. The demand of telecommunication is increased too, allow the growth of population. The heterogeneous of distribution population make a different traffic demand in every place. UMTS is one of Third Generation Communication System which has data rates up to 2Mbps.
Generally, placement Base Transceiver Station only consider to wide of coverage, doesn’t determine the traffic demand in every place. With genetic algorithm, both wide of coverage and serve the demand traffic are determined by this algorithm. The result of genetic algorithm, the blank spot area can be minimized and located in the suburban area.
Yogyakarta city up to 2014, It needs 4 urban cell which has radius of cell 1,371084 km and 2 suburban cell which has radius of cell 1,834215 km to cover traffic demand. Placement BTS with genetic algorithm approach to cover the traffic demand and has a widest coverage area. Combination of several parameter in genetic algorithm, such us: representation, population size, probability of cross over, probability of mutation, and maximum of generation. This system can serve 97.12 percent of traffic demand.
Keyword: UMTS, genetic algorithm

Subjek

Transmisi Telkom
 

Katalog

Penempatan Base Transceiver Station (BTS) Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) Menggunakan Algoritma Genetika
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

Andi Wibowo
Perorangan
Sofia Naning Hertiana, Suyanto
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2010

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini