ABSTRAKSI: Teknologi CDMA adalah teknologi generasi ketiga yang merupakan teknik akses jamak berdasarkan teknik komunikasi spektrum tersebar, pada kanal frekuensi yang sama dan dalam waktu yang sama digunakan kode-kode yang unik untuk mengidentifikasi masing-masing user. Power control pada system CDMA merupakan keharusan mutlak untuk menghindari interferensi antar pengguna, sebagai akibat variasi daya yang akan menimbulkan korelasi silang. Pada system selular, daya yang sampai di base station (BS) akan bervariasi akibat perbedaan lokasi dari setiap user, sehingga menimbulkan persoalan serius pada sistem CDMA karena pengguna yang lebih dekat dengan BS akan menginterferensi user lain yang lebih jauh. Tanpa power control yang baik system CDMA tidak akan menghasilkan kapasitas yang optimum.
Pergerakan user dalam kondisi kanal yang berbeda berpengaruh terhadap level daya yang diterima oleh tiap user, oleh karena itu diperlukan suatu pembuktian algoritma power control yang cocok untuk diterapkan dalam kondisi kanal yang berbeda. Suatu system CDMA yang ideal, tiap user seharusnya mendapatkan level daya yang sama sehingga diharapkan target QoS pada system CDMA dapat tercapai. Algoritma power control tersebut digunakan untuk mengurangi interferensi yang terjadi sehingga diharapkan menambah kapasitas user dalam tiap selnya.
Pada tugas akhir ini menganalisis perbandingan kinerja power control dengan algoritma MSPC, ASPC dan M-ASPC untuk mengetahui kinerjanya dalam mengatasi efek interferensi, deep fade dan step size. Hasil simulasi menunjukkan kinerja MSPC lebih baik dibandingkan algoritma lainnya ketika kecepatan user lambat. Sedangkan algoritma M-ASPC mengatasi interferensi pada kecepatan sedang dan tinggi dengan jumlah user aktif semakin besar. Efek step size pada algoritma power control menunjukkan semakin besar step size maka error yang terjadi semakin besar. Algoritma konvensional lebih baik dalam mengatasi permasalahan feedback delay. Sedangkan efek fading rate menunjukkan kinerja MSPC paling baik dan mendekati nilai AWGN.
Kata Kunci : Kata Kunci : Power Control, MSPC, ASPC, M-ASPC, deep fade, step sizeABSTRACT: CDMA technology is the third generation technology which is a multiple access technique based on spread spectrum communication techniques, at the same frequency and time channel use codes that uniquely identify each user. Power control in CDMA system is an absolute necessity to avoid interference between users, as a result of the power variations will cause cross correlation. In cellular systems, power up the base station (BS) will vary due to differences in location of each user, giving rise to serious problems in CDMA systems because users closer to the BS will interfere with other users better. Without a good power control CDMA system will not produce optimum capacity.
The movement of the user in a different channel conditions affect the power level received by each user, therefore, required an evidentiary power control algorithm is suitable to be applied in different channel conditions. An ideal CDMA system, each user should have the same power level so that the expected target QoS in CDMA systems can be achieved. Power control algorithm is used to reduce the interference that occurs so that the user is expected to increase capacity in each cell.
In this final task to analyze the performance comparison with the power control algorithm MSPC, M-ASPC and ASPC to determine their performance in overcoming the effects of interference, a deep fade and the step size. Simulation results show that the better performance is MSPC than the other algorithms when the user speeds slow. While M-ASPC algorithm to overcome interference in Medium and high speed with the number of active users is growing. Effect on the step size power control algorithm shows the step size the greater the error that occurred greater. Conventional algorithm is better in overcoming problems of feedback delay. While the effect of fading rate showed the best performance and MSPC approaches AWGN value.
Keyword: Power Control, MSPC, ASPC, M-ASPC, deep fade, step size