ABSTRAKSI: Pada sistem komunikasi satelit, bandwidth dan power merupakan parameter utama yang harus diperhitungkan saat pengoperasiannya karena ketersediaan kedua parameter tersebut bersifat terbatas. Keterbatasan power transponder satelit karena terbatasnya cadangan daya yang dapat dibawa oleh satelit saat peluncuran dan efek ketidaklinearan amplifier akan membuat power yang dapat digunakan semakin kecil dengan adanya IBO/OBO. Sedangkan keterbatasan bandwidth transponder disebabkan oleh keterbatasan daya transponder tersebut dan pembatasan frekuensi kerja antarsatelit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari kondisi yang paling layak dalam penggunaan power dan bandwidth transponder yang ada.
Teknik yang dapat dilakukan untuk mengkompensasi antara ketersediaan bandwidth dan power transponder satelit adalah pemanfaatan jenis modulasi dan pengkodean. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan menguji kehandalan modulasi M-PSK, M-QAM, dan M-APSK sedangkan jenis pengkodean yang akan digunakan adalah Trellis Code Modulation (TCM) dan Turbo Code. Isu terbaru yang dapat meningkatkan kinerja sistem pada teknik pengkodean adalah penggunaan Algoritma Maximum a Posterior (MAP) pada proses decoding yang dapat memperkecil bit error rate (BER). Selain itu, untuk mengatasi isu mengenai efek ketidaklinearan amplifier dapat memanfaatkan modulasi M-APSK yang memiliki konstelasi sinyal berbentuk multiring.
Proses penelitian yang telah dilakukan adalah dengan mensimulasikan jenis modulasi dan pengkodean tersebut secara bergantian dan mengubah beberapa parameter serta melakukan analisa perbandingan untuk setiap modulasi dan pengkodean. Berdasarkan hasil simulasi, jenis pengkodean yang paling baik adalah Trellis Code Modulation (TCM) pada modulasi QPSK untuk data rate 2,048 Mbps. Akan tetapi, untuk data rate rendah dan orde modulasi yang tinggi, maka jenis pengkodean yang lebih cocok adalah Turbo Code karena memiliki efisiensi power yang lebih besar. Khusus pada orde modulasi tinggi, konstelasi modulasi yang disarankan adalah M-APSK daripada M-QAM.Kata Kunci : Kata kunci: Turbo Code, Trellis Code Modulation (TCM), Amplitude and Phase Shift Keying (APSK)ABSTRACT: On satellite communication system, bandwidth and power are the main parameters that need to be considered carefully during the operation because those parameters are limited availibility. The lack of satellite power transponder is caused by the limitation of power reserve that can be carried by satellite when the launching and the effect of nonlinearity amplifier with IBO/OBO will reduce power consumption. Meanwhile, the limitation of bandwidth transponder is caused by the lack of its transponder power and operating frequencies among the satellites. That is why, a research need to be performanced to tend the most appropriate condition for the use power and bandwidth transponder.
The technique to compensate bandwidth availibility and satellite power transponder is modulation and coding using. This research will test the M-PSK, M-QAM, M-APSK modulation reliability using Turbo Code and TCM. The recent issue that can increase system performance in coding technique is the usingof the Maximum a Posterior (MAP) algorithm in decoding process which results in decreasing of bit error rate (BER). Beside to overcome the effect of nonlinear amplifier, can use M-APSK modulation which has multiring signal constellation.
Research process which has been done is simulating kind of modulation and coding by turning and changing parameters and also comparison analysis for every modulation and coding. Based on the result, the best coding is Trellis Code Modulation (TCM) on QPSK modulationfor 2.048 Mbps data rate. Nevertheless, for low data rate and high order modulation the best kind of coding is Turbo Code because having the higher power efficiency. For high order modulation, the suggested modulation constellation is M-APSK rather than M-QAM.Keyword: Keywords: Turbo Code, Trellis Code Modulation (TCM), Amplitude and Phase Shift Keying (APSK)