ABSTRAKSI: Untuk memenuhi kebutuhan Quality of Service (QoS) dalam jaringan Internet Protocol (IP) multimedia, beberapa teknologi dikembangkan seperti Differentiated Service (Diffserv) dan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Penggabungan dari keduanya menjadikan arsitektur jaringan yang saling menutupi satu sama lain dalam menawarkan QoS. Selain dari itu, penggunaan mekanisme antrian pada jaringan tersebut dapat memberikan kinerja yang lebih baik untuk menghindari permasalahan kongesti dalam jaringan.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan perbandingan mekanisme antrian Class-Based Queueing (CBQ), Low Latency Queueing (LLQ), dan Weighted Fair Queueing (WFQ) serta perbandingan algoritma routing link state dan MPLS pada jaringan IP backbone, kemudian akan dianalisis parameter QoS trafik multimedia diantaranya delay, jitter, packet loss, dan throughput. Trafik multimedia yang digunakan pada simulasi meliputi trafik data, voip dan video. Penelitian dan pemodelan jaringan dilakukan dengan menggunakan software simulasi network simulator-2 (NS-2).
Hasil analisa dari simulasi didapatkan bahwa arsitektur jaringan Diffserv yang mendukung MPLS dengan mekanisme CBQ memberikan performansi yang lebih baik dari LLQ dan WFQ, dengan perolehan delay dan packet loss rata-rata terkecil sebesar 56,5176 ms untuk delay dan 8,03 % untuk packet loss. Antrian CBQ juga memberikan nilai throughput rata-rata yang terbesar yaitu 36,6418 Kbps dan jitter rata-rata dengan nilai terkecil sebesar 3,0972 ms. Sedangkan antrian WFQ memberikan performansi QoS yang terburuk.Kata Kunci : IP QoS, Diffserv, MPLS, CBQ, LLQ, WFQABSTRACT: Untuk memenuhi kebutuhan Quality of Service (QoS) dalam jaringan Internet Protocol (IP) multimedia, beberapa teknologi dikembangkan seperti Differentiated Service (Diffserv) dan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Penggabungan dari keduanya menjadikan arsitektur jaringan yang saling menutupi satu sama lain dalam menawarkan QoS. Selain dari itu, penggunaan mekanisme antrian pada jaringan tersebut dapat memberikan kinerja yang lebih baik untuk menghindari permasalahan kongesti dalam jaringan.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan perbandingan mekanisme antrian Class-Based Queueing (CBQ), Low Latency Queueing (LLQ), dan Weighted Fair Queueing (WFQ) serta perbandingan algoritma routing link state dan MPLS pada jaringan IP backbone, kemudian akan dianalisis parameter QoS trafik multimedia diantaranya delay, jitter, packet loss, dan throughput. Trafik multimedia yang digunakan pada simulasi meliputi trafik data, voip dan video. Penelitian dan pemodelan jaringan dilakukan dengan menggunakan software simulasi network simulator-2 (NS-2).
Hasil analisa dari simulasi didapatkan bahwa arsitektur jaringan Diffserv yang mendukung MPLS dengan mekanisme CBQ memberikan performansi yang lebih baik dari LLQ dan WFQ, dengan perolehan delay dan packet loss rata-rata terkecil sebesar 56,5176 ms untuk delay dan 8,03 % untuk packet loss. Antrian CBQ juga memberikan nilai throughput rata-rata yang terbesar yaitu 36,6418 Kbps dan jitter rata-rata dengan nilai terkecil sebesar 3,0972 ms. Sedangkan antrian WFQ memberikan performansi QoS yang terburuk.Keyword: IP QoS, Diffserv, MPLS, CBQ, LLQ, WFQ