ABSTRAKSI: Dalam dunia sistem komunikasi satelit, frekuensi C-Band (4-8 GHz) telah lama digunakan dan saat ini kapasitasnya telah penuh sehingga tidak lagi mencukupi kebutuhan komunikasi yang akan datang. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu penggunaan frekuensi yang lebih tinggi dari C-Band yaitu frekuensi Ku-Band (12- 18 GHz). Keuntungan dari frekuensi Ku-Band yaitu selain bandwidth yang lebih lebar, pemakaian frekuensi Ku-band juga terhindar dari interferensi dengan sistem microwave terestrial yang banyak memakai frekuensi C-Band. Indonesia merupakan negara beriklim tropis dimana intensitas hujannya termasuk sangat tinggi sehingga masalah yang dihadapi oleh Indonesia untuk menggunakan frekuensi Ku-Band, yaitu frekuensi Ku-Band sangat rentan terhadap redaman yang disebabkan oleh hujan, redaman awan, redaman gas atmosfir dan sintilasi.
Perhitungan redaman dilakukan di 11 daerah dengan satelit Measat 2 dimana daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibandingkan daerah – daerah lainnya di Indonesia.
Perhitungan redaman hujan di 11 daerah menghasilkan redaman hujan maksimum pada availability 99.99% untuk frekuensi downlink sebesar 26.127 dB dan redaman hujan minimum sebesar 19.076 dB. Perhitungan redaman awan menghasilkan nilai terbesar 0.074 dB dan terkecil 0.058 dB. Perhitungan redaman gas atmosfir menghasilkan nilai terbesar 0.150 dB dan terkecil 0.098 dB. Perhitungan sintilasi menghasilkan nilai terbesar 0.127 dB dan terkecil 0.084 dB.
Dalam tahap analisa kinerja DBS pada frekuensi Ku-Band dilakukan pada daerah yang redaman hujannya paling tinggi dan menghasilkan C/No total langit cerah adalah 94.055 dBHz dan C/No total saat hujan yaitu 79.093 dBHz dengan availability propagasi 99.96%.
Kata Kunci : DBS, satelit, Ku-BandABSTRACT: In Satellite Communication System, the C-band frequency (4-8 GHz) has to be used since many times ago and the capacity of C-band frequency will not adequate for the next communication in the future. The alternative for this problem is using the higher frequency than C-band frequency that is Ku-band frequency (12-18 GHz). The advantages of Ku-band frequency are Ku-band has a large bandwidth and avoid from in thterferences with the other microwave system on terresterial that make more C-band frequency. Indonesia is a state that has tropical climate which that has high rain rate intencity, therefore Indonesia has a problem to using frequency Ku-band that is the Kuband frequency is very susceptible about attenuation caused by rain, cloud, atmosphere gas and scintillation.
The calculation of the attenuations are done in 11 cities with using the Measat 2 satellite which that cities are have highest rain rate intencity than the other city in Indonesia.
The calculation of rain attenuation in 11 cities result the maximum rain attenuation on availability 99.99% for downlink frequency is about 26.127 dB and the minimum rain attenuation is about 19.076 dB. The calculation of cloud attenuation result is about 0.074 dB for maximum value and 0.058 dB for minimum value. Than the calculation of atmospheree gas attenuation result is about 0.150 dB for maximum value and 0.098 dB for minimum value. Last, the calculation of scintillation result is about 0.127 dB for maximum value and 0.084 dB for minimum value.
In phase of performance analysis of DBS at Ku-band frequency is done to the city that has a highest rain attenuation and result the value of C/No is about 94.055 dBHz for clear sky condition and 79.093 dBHz for rainy condition with availability 99.96%.Keyword: DBS, satellite, Ku-band