ABSTRAKSI: Cognitive radio merupakan salah satu cara didunia telekomunikasi untuk mengatasi permasalahan alokasi spektrum. Dengan cognitive radio penggunaan frekuensi bisa lebih efisien, karena pengiriman data dilakukan pada frekuensi yang sedang tidak terpakai setelah adanya proses estimasi spektrum, dengan kata lain bisa menghindari frekuensi interferensi atau jammer.
Kemampuan TDCS(Tranform-Domain Communication System) dalam mencari frekuensi yang sedang tak terpakai membuatnya dapat dijadikan kandidat cognitive radio. Dalam tugas akhir ini dilakukan simulasi perancangan algoritma pada TDCS untuk memenuhi dua dari tiga kriteria Cognitive radio yaitu: 1. Memiliki kemampuan dalam menganalisa kondisi lingkungan radionya. 2. Memiliki kemampuan dalam identifikasi kanal.
Output utama dari perancangan TDCS adalah informasi hasil klasifikasi kanal sehingga diketahui manakah yang tergolong kanal idle, ataukah kanal dengan interferensi rendah, serta distribusi daya tiap kanalnya. Informasi tersebut merupakan input bagi kriteria cognitive radio yang ketiga yaitu ATPC dan DSM. Adapun batas untuk menentukan kanal idle adalah INRAWGN= 0.8 dB sedangkan batas untuk menentukan kanal interferensi rendah adalah SIR ≥ 10 dB. Pengambilan threshold 10 dB dihasilkan dari uji performansi TDCS terhadap kanal AWGN yang menunjukkan BER=10-3(QOS suara) dicapai untuk SNR 10 dB.
Adanya perbedaan dengan fundamental TDCS menimbulkan trade off pada fungsi autokorelasi FMW-nya, standard deviasi fungsi autokorelasi untuk fundamental TDCS bernilai 0.04 sedangkan untuk hasil perancangan bernilai 0.2097 pada N=512. Dengan menambahkan jumlah N titik dihasilkan fungsi autokorelasi yang lebih baik, pada N=4096 nilai standard deviasi bisa mencapai 0.0868. Untuk fungsi kroskorelasi dari keduanya menunjukkan karakteristik yang sama yaitu pada τ =0 bernilai mendekati nol yang berarti orthogonal.Kata Kunci : ABSTRACT: Cognitive radio is one of the technologies that is used for solving the problems about spectrum congestion. Cognitive radio technology promises that spectrum allocation will be more efficient, because the data is transmitted in unused frequency after scavenging the spectrum. Beside, it can be used for avoiding interference or jammers.
The inherent spectrum scavenging property of TDCS makes it ideal cognitive radio candidate. On this final project, designed algorithm for TDCS was simulated to show weather it qualified or not for two from three cognitive radio’s criterions, which are: 1. Radio-scene analysis. 2. Channel identification.
The output from designed TDCS was information about channel classification and knowing which channel belongs to idle or which channel belongs to low-interference and also information about power distribution for each channel. Those information become input for the third criterion of cognitive radio which are ATPC and DSM. The threshold used for idle channel is INRAWGN= 0.8 dB and threshold used for low-interference channel is SIR ≥ 10 dB. The 10 dB threshold is chosen that is referred from the performance of TDCS over AWGN channel, it is showed that BER=10-3(QOS of voice) was achieved at value 10 dB of SNR.
There is differences with fundamental TDCS that makes trade off on autocorrelation function of its FMW, the value of standard deviation of auto correlation function for fundamental TDCS is 0.04 meanwhile designed TDCS has value 0.2097 at N= 512. By adding number of point (N), better auto correlation function was achieved, at N= 4096 standard deviation has value 0.0868. The cross-correlation function from both system has the same characteristic, at τ =0 the value approximate to zero which mean orthogonal.Keyword: