ABSTRAKSI: Orthogonal Frequency Division Multipexing (OFDM) merupakan skema komunikasi multicarrier dimana bandwidth kanal dibagi menjadi beberapa subcarrier dan simbol data dimodulasi dan ditransmisikan pada tiap subcarrier. OFDM sangat efektif digunakan untuk mengatasi distorsi akibat multipath. Sistem OFDM juga dapat mengatasi Intersymbol Interference (ISI), dengan menyisipkan guard time yang lebih lebar daripada delay spread kanal. Penerapan sistem OFDM yang sudah cukup baik menangani interferensi dapat ditingkatkan kinerjanya dengan menerapkan Adaptive Array Antenna. Penerapan Adaptive Array Antenna yang menggunakan beberapa elemen antena untuk beamforming, akan membantu untuk memisahkan sinyal yang diinginkan dari sinyal penginterferensi.
Tugas Akhir ini meneliti perbedaan pengaruh penggunaan metode pre-FFT dan post-FFT OFDM adaptive array antenna dalam meningkatkan kinerja sistem. Dimana secara teoritis kedua model sistem tersebut berbeda pada proses weight combining nya,untuk pre-FFT dilakukan sebelum proses FFT sementara untuk post-FFT dilakukan setelah proses FFT. Dari kedua teknik tersebut yang dianalisa hanyalah pengaruh metode sistem yang digunakan serta perbedaan pembangkitan serta penggunaan weighting factor dengan algoritma adptif, tidak mencapai teknik seperti smart antenna karena sistem yang diteliti hanya bekerja pada single user. Algoritma adaptif yang digunakan adalah algoritma LMS (Least mean Square).
Dari percobaan didapatkan bahwa sistem yang menggunakan metode Post-FFT mempunyai kinerja yang lebih baik daripada metode Pre-FFT, untuk kondisi kanal AWGN menggunakan 8 elemen antena untuk BER = 10-4 pada metode Pre-FFT dapat dicapai pada SNR ± 19 dB sedangkan untuk metode Post-FFT target BER sudah dapat tercapai pada SNR ± 8.5 dB. Akan tetapi metode Post-FFT memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai konvergensi karena perlu membangkitkan jumlah faktor pembobotan sebanyak jumlah lengan subcarrier outputan FFT. Peningkatan jumlah elemen antena yang digunakan menyebabkan meningkatnya kinerja sistem pada kedua model yang digunakan.Kata Kunci : OFDM, Adaptive Array Antenna, Pre-FFT, Post-FFT, algoritma LMSABSTRACT: Orthogonal Division Multiplexing (OFDM) is a multicarrier communication scheme which divides bandwidth of channel into several subcarriers, data symbol is modulated and transmitted in each subcarriers. OFDM effectively used in handling a distortion caused by multipath effects. It can also handle Intersymbol Interference (ISI) by inserting wider guard time than the channel delay spread. An adaptive array antenna is implemented to improve OFDM performances in handling an interferences. Implementation of adaptive array antenna using several number of antenna elements help separating the desired signal from interferences.
This final project research the differences between pre-FFT and post-FFT adaptive array antenna methods in increasing system performances. Theoretically, the differences between the two methods is located on the way each methods apply the weighting factors, while pre-FFT done before FFT, post-FFT done it after FFT. Both methods that was examined not held up to smart antenna technique, just examining the use of weighting factor with adaptive algorithm because the system just for single user. The LMS (Least Mean Square) algorithm is an adaptive algorithm used here.
Based on the experiment result, post-FFT methods give a better performance than pre-FFT. When systems using 8 antenna elements in AWGN, BER = 10-4 in pre-FFT could be reach at SNR ± 19 dB while post-FFT could reach it at SNR ± 8.5 dB. In other way, post-FFT need more time to reach convergence than pre-FFT because post-FFT needs to generate weighting factor as many as subcarriers number of FFT output. More elements antenna used in the both methods give better performance to the systems.Keyword: OFDM, Adaptive Array Antenna, Pre-FFT, Post-FFT, LMS algorithm