ABSTRAKSI:
Peningkatan kualitas kehidupan saat ini turut mendorong kebutuhan manusia akan informasi serta komunikasi yang canggih, cepat, handal dan aman. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan suatu sistem transmisi yang memiliki kapasitas dan kehandalan yang tinggi. Serat optik sebagai salah satu media transmisi memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi alternatif yang tepat untuk menjawab tuntutan ini.
Saat ini PT. Telkom Tbk sedang berupaya untuk terus memperluas link transmisi serat optik High Performance Back Bone di seluruh Indonesia. Topologi HPBB T21 Kalimantan dan Sulawesi saat ini adalah point-to-point, sehingga bila terjadi gangguan pada suatu titik maka akan mempengaruhi performansi link secara keseluruhan.
Dalam Tugas Akhir ini dibahas proses perencanaan sistem transmisi kabel laut serat optik untuk link Sangatta (Kalimantan) – Towale (Sulawesi) untuk menyempurnakan jaringan backbone existing Banjarmasin – Balikpapan – Samarinda – Bontang – Sangatta (T21 Kalimantan) dan Makassar – Pare-pare – Poso – Parigi (T21 Sulawesi) serta Banjarmasin – Makassar (SKKL S-U-B) menjadi topologi ring. Perencanaan ini menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) meliputi penentuan lokasi landing point, rute kabel laut, perhitungan link budget dan rise time budget, serta pemilihan perangkat yang menunjang sehingga diharapkan akan diperoleh jaringan yang efektif dengan performansi yang handal.
Kata Kunci : -ABSTRACT:
Life quality improvements recently are the urge in the increment of human needs in more sophisticated, fast, reliable, safer communication and information. In order to fulfill those needs, transmission system which has more reliability and capacity are demanded. Fiber optic, as one of many kinds transmission medium, has superiorities compared to other medium, it can be the exact alternative to overcome those demand.
Nowadays PT. Telkom Tbk is running business to keep expanding the High Performance Back Bone fiber optic transmission link allover Indonesia. HPBB T21 topology on Kalimantan and Sulawesi right now is point-to-point, so if a problem occurred on a single point, the overall link performance will be effected.
In this Final Task for Bachelor degree, the planning process of fiber optic sea cable transmission system for Sangatta (Kalimantan) – Towale (Sulawesi) is discussed in order to complete the Banjarmasin – Balikpapan – Samarinda Bontang – Sangatta (T21 Kalimantan ) existing backbone network, also Banjarmasin – Makassar (SKKKL S-U-B) become ring topology.
This planning is using Dense Wavelength Division Multiplexing technology (DWDM) which includes the determination of landing point location, sea cable route, link budget calculation, rise time budget and the selection of supporting device, so the effective and reliable performance network is expected to get.
Keyword: -