ABSTRAKSI: Persoalan penting dalam penyaluran informasi adalah efektifitas pengunaan dari kapasitas kanal yang diperlukan sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah trafik. Secara praktek, penggabungan dari sinyal yang mempunyai lebar pita frekuensi atau laju bit yang rendah kedalam suatu saluran tunggal sehingga menampung kapasitas tinggi banyak dilakukan. DWDM adalah salah satu teknik pengabunggan pada komunikasi optik yang mengumpulkan cahaya dari beberapa sumber dengan panjang gelombang bebeda untuk ditransmisikan secara bersama dalam serat optik tunggal.
Pada tugas akhir ini, sistem komunikasi kabel laut point to point menghubungkan Batam-Pontianak direncanakan untuk melengkapi topologi ring antara Sumatera-Jawa-Kalimantan. Hal ini berguna apabila salah satu link mengalami masalah, maka bisa dirutekan ke link yang lain. Perencanaan mengunakan teknologi DWDM yang menggabungkan sinyal SDH 5×2,5 GBps (STM-16) dan terdiri dari 5 EDFA yang mengunakan gain sebesar 33 dB untuk mencapai level daya diatas sensitivitas detektor penerima.
Selain itu, dalam perencanaan ini dibahas mengenai efek nonlinearitas pada NZDSF dan SSMF, penentuan rute kabel optik, perlengkapan dari terminal utama dan kabel laut, dan pencatuan daya listrik sistem. Diharapkan sistem komunikasi yang direncanakan dapat mengakomodasi kebutuhan kanal hingga tahun 2009 dengan tingkat performansi yang handal.Kata Kunci : ABSTRACT: An important issue in the field of information transmission is the effective utilization of the capacity channel under the requirements of dynamically increasing traffic. In practice, the multiplexing of many low bandwidth or low bit rate signals into high capacity trunks does this. DWDM is one of multiplexing scheme in optical communication that modulated light from several sources of distinct wavelength are required to be transmitted simultaneously over a single fiber.
In this final assignment, an optical sea cable transmission point to point link connecting Batam-Pontianak will be designed to configure ring topology Sumatera-Jawa-Kalimantan. Therefore, if trouble occurred at one particular point of link, it can be reroute to another. The design uses DWDM that multiplex 5×2,5 GBps (STM-16) SDH signals and consists of five EDFA with gain 33 dB to achieve power level above the sensitivity of detector.
Moreover, in the network design also discussed about nonlinearity effect on SSMF and NZDSF, optical fiber route, terminal and optical sea cable equipment, and power electric supply for the system. It is hope that the communication system can accommodate the traffic demand up to 2009 with good performance level.Keyword: