Album Bandoeng Tempo Doeloe

I. Sudarsono Katam II. Lulus Abadi

Informasi Dasar

8.390
915.959 8
Buku - Reference (Hanya Baca di Tempat)
R2

Subjek

GEOGRAPHY IN ASIA
Geography in Asia, Bandung

Katalog

Album Bandoeng Tempo Doeloe
979-98946-
ix, 375p.: il.; 28,5cm.
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 1.000
Tidak

Pengarang

I. Sudarsono Katam II. Lulus Abadi
Perorangan

Penerbit

Navpress Indonesia
Bandung
2005

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

tempatkan teratas: rasio terbesar/ terbanyak disetujui/ terbaru
  Geografi Asia : Bandung 20 December, 2012
dederahmat – DEDE RAHMAT
Para pujangga berkata : "Tuhan menciptakan Parahyangan (Bandung) sambil tersenyum."

Buku "Album Bandoeng Tempo Doeloe" mencoba menampilkan sebagian nuansa indah wajah kota Bandoeng Tempo Doeloe yang asri dan nyaman, berdasarkan data dan dokumentasi foto dari berbagai yang oleh penulisnya berhasil kumpulkan--berupa buku atau majalah, kartu pos, iklan, album foto keluarga. Album dokumentasi ini diharapkan penulisnya dapat menjadi warisan budaya wajah Bandoeng Tempo Doeloe bagi masyarakat Bandung khususnya dan Indonesia umumnya, sekarang dan bagi generasi mendatang sebelum semuanya punah dilanda penataan kota apabila melulu mementingkan aspek ekonomi.

Melalui media ini pula, penulis mengajak warga kota Bandung agar lebih mencintai, peduli dan ikut berperan serta dalam mempertahankan nuansa indah Bandoeng Tempo Doeloe, sebagai warisan cagar budaya yang layak dilestarikan bersama.
Seperti dikatakan penulisnya, penulisan buku ini bertitik tolak dari rasa kecitaan dan kepedulian beliau terhadap Kota Bandoeng Tempo Doeloe, yang merupakan kota yang indah, tertib dan teratur, sejuk dan nyaman untuk dihuni hingga dikenal baik oleh masyarakat Indonesia dan warga dunia.
Wajah kota Bandung kini mulai berubah secara perlahan lahan sejak kemerdekaan Indonesia. Perubahan drastis yang sangat mengancam tata kota terjadi sejak akhir abad ke-20. Banyak kawasan hunian kota yang beralih fungsi menjadi area perkantoran dan bisnis. Sebagai contoh, kawasan kota tua di Bandung Utara berubah menjadi Factory Outlet tempat berbelanja masyarakat dari luar kota Bandung, yang menjadi ikon Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama di Indonesia, serta di beberapa daerah di Bandung juga telah menjadi "korban" alih fungsi lahan hijau, menjadi daerah perluasan lahan pemukiman penduduk yg semakin padat, serta kemacetan dan kesemrawutan kendaraan bermotor yang semakin banyak pula.

Mengingat kejelitaan nuansa Bandoeng Tempo Doeloe yang merupakan ciri khas Kota Bandung sampai sekarang, relakah warga Bandung kehilangan nuansa Tempo Doeloe itu yang masih tersisa sekarang?, atau kah harus "pasrah" dikarenakan telah menjadi sebuah konsekuensi "kota terbuka" ?

Wallohu'alam bissawab

0 komentar.
anda harus sign-in untuk memberikan komentar
belum ada yang menyetujui ulasan ini membantu.
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini