Iklan layanan masyarakat (ILM) merupakan iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi persuasif atau mendidik khalayak yang bersifat sosial agar masyarakat sebagai audiens dapat bertambah pengetahuannya, bertambah kesadaran dan sikapnya, serta berubah perilakunya agar mempunyai pandangan positif dan kehidupan lebih baik.
Agar masyarakat memahami hal tersebut, maka dalam buku ini dibahas tentang bangkitnya ILM dalam kondisi perspektif sejarah iklan yang berbentuk propaganda di Indonesia dari masa penjajahan hingga masa Reformasi, serta dihadirkan ILM Mancanegara. Di sisi lain, ILM merupakan salah satu media komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan (audiens). Agar ILM dapat diterima oleh audiens, maka diperlukan rasa estetika dalam menghadirkan berbagai elemen-elemen desain, seperti tipografi, ilustrasi, warna, identitas perusahaan/lembaga, animasi, jingle, dan layout. Melalui elemen-elemen desain, maka akan terjadi kontak estetik antara pengirim dengan penerima pesan.
Dalam menciptakan ILM diperlukan terobosan kreativitas dalam menghadapi hambatan konseptor advertiser, maka sikap mental dalam berkarya desain periklanan sangat diperlukan. Hadirnya ILM disesuaikan dengan karakter audiens dengan memerhatikan segi demografis, geografis, psikografis, dan behavioristik, sehingga menghasilkan kelompok media above the line (ATL), below the line (BTL), through the line (TTL), termasuk ambient media. Media ILM tersebut mempunyai karakter dan teknik penyampaian sesuai dengan tema larangan dan sindiran, peringatan, imbauan atau anjuran, dan tema ilmiah yang disesuaikan dengan pesan dan audiens.