Knowledge management (KM) didefisinikan oleh Von Krough sebagai proses mengidentifikasi
dan meningkatkan pengetahuan kolektif dalam organisasi untuk membantu organisasi
bersaing (Andreeva, 2012). Asumsi umum meyakini bahwa knowledge management (KM)
berpengaruh positif terhadap bottom line organisasi. Hanya saja, secara empiris tidak mudah
membuktikan atau mengukur keterkaitan aktual antara KM dan performansi organisasi.
Sehingga, tanpa benefit yang jelas terlihat, sudah selayaknya mengemuka pertanyaan untuk
apa organisasi menginvestasikan dana besar untuk mengimplementasikan KM. Demares
seperti dikutip oleh Andreva (2012) menyatakan bahwa “jika tidak mendukung tujuan
dalam peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja pasar, implementasi KM hanya berguna
dalam memperbaiki budaya perusahaan, bukan praktek perusahaan yang penting atau
hanya masuk dalam kategori “nice-to-have” saja”.