Peningkatan jumlah limbah, terutama dari industri tekstil, telah menjadi isu lingkungan global yang mendesak dan memerlukan solusi inovatif. Model bisnis sirkular (MBS) hadir sebagai pendekatan strategis untuk mengatasi masalah ini dengan mengubah pola produksi-konsumsi linear menjadi siklus tertutup, namun penerapannya pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model bisnis sirkular pada UKM The New Factory (TNF) di Bandung, serta mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat dalam proses adopsinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan studi dokumentasi untuk memperoleh pemahaman kontekstual secara menyeluruh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa TNF berhasil menerapkan prinsip-prinsip sirkular melalui strategi daur ulang dan upcycling limbah tekstil menjadi produk bernilai, didorong oleh gairah sosial, kepedulian lingkungan, dan pencarian peluang ekonomi. Faktor internal seperti motivasi pekerja dan format koperasi mendukung transformasi ini, meskipun tantangan seperti keterbatasan dana dan kesadaran pasar masih ada.
Penelitian ini merekomendasikan pentingnya dukungan kebijakan yang berpihak pada UKM berkelanjutan serta penguatan ekosistem kolaboratif antara pelaku usaha, komunitas, dan pemerintah. Bagi pelaku UKM, studi ini menjadi referensi strategis dalam mengadopsi model bisnis sirkular untuk meningkatkan daya saing sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Kata Kunci: Model Bisnis Sirkular, UKM, Limbah Tekstil, Keberlanjutan, The New Factory