Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan tingkat kelembapan tinggiserta kepadatan vegetasi yang signifikan, terutama di wilayah pedesaan. Kondisi geografisdan ekologis tersebut menjadikan vegetasi sebagai salah satu faktor dominan yangmemengaruhi kualitas propagasi sinyal pada sistem komunikasi nirkabel, khususnya padafrekuensi tinggi. Teknologi jaringan 5G dengan pemanfaatan millimeter wave (mmWave)menawarkan kecepatan transmisi data yang tinggi dan kapasitas besar guna memenuhipertumbuhan eksponensial jumlah perangkat serta kebutuhan akan Bandwidth luas danlatensi rendah. Namun demikian, karakteristik mmWave yang beroperasi pada pitafrekuensi di atas 24 GHz menimbulkan tantangan tersendiri terkait keterbatasan jangkauanserta tingginya tingkat redaman sinyal, terutama akibat interaksi dengan vegetasi. Salahsatu tantangan utama dalam konteks lingkungan Rural Macro (RMa) adalah foliage loss,yaitu redaman sinyal yang disebabkan oleh interaksi gelombang elektromagnetik denganelemen vegetatif seperti daun, batang, dan cabang pohon. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis power delay profile (PDP) pada skenario Line of Sight (LOS) dan Non Lineof Sight (NLOS) di lingkungan RMa. Proses simulasi dilakukan pada frekuensi 26 GHzdengan memanfaatkan pendekatan Statistical Spatial Channel Model (SSCM) yangdiimplementasikan melalui perangkat lunak channel simulator NYUSIM. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pada frekuensi 26 GHz di lingkungan Rural Macro, kondisi NLOSmengalami penurunan performa sinyal yang lebih signifikan dibandingkan LOS, denganrata-rata received power -116.77 dBm dan pathloss 146.77 dB, jauh lebih burukdibandingkan LOS (-100.06 dBm dan 130.06 dB). Foliage loss terbukti menjadi faktorutama redaman, pemilihan numerologi ? = 2 dengan subcarrier spacing 60 kHz dinilaioptimal untuk menghindari inter-symbol interference pada kedua skenario.
Kata Kunci: 5G mmWave, foliage loss, Rural Macro (RMa), Power Delay Profile (PDP),NYUSIM, LOS, NLOS.