Tindakan medis melalui injeksi intravena (venipuncture), yang merupakan sebuah prosedur invasif, sangat umum dilakukan untuk memberikan/memasukan obat kedalam tubuh dan pengambilan/tranfusi darah. Venipuncture berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan pasien, jika tidak dilakukan secara tepat. Salah satu penyebab dari komplikasi tersebut adalah sulitnya menemukan vena, karena visibilitas vena dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi kulit, skor BMI, dan jenis kelamin pasien. Penelitian ini ditujukan untuk membantu visualisasi vena, sehingga komplikasi dapat dihindari.
Peningkatan visualisasi vena dilakukan menggunakan pencitraan Near-Infrared dengan panjang gelombang 940nm. Untuk memastikan area pendeteksian tersaturasi Near-Infrared dengan baik, diterapkan YOLOv8n. Kemudian, menggunakan algoritma Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization (CLAHE) untuk meningkatkan kontras hasil citra sehingga visualisasi vena lebih baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendeteksian vena mampu beroperasi secara real-time dengan rata-rata kecepatan 6,79 FPS dan latensi 153,25 ms, sehingga memungkinkan pemrosesan langsung tanpa jeda yang mengganggu. Penempatan LED inframerah pada sudut 15° menghasilkan pencahayaan yang merata tanpa overexposure, halo effect, maupun derau akibat pantulan cahaya, sehingga struktur vena ditampilkan secara lebih jernih. Visibilitas vena meningkat signifikan melalui konversi citra (R*R/255) + G dan pengolahan CLAHE, yang berhasil meningkatkan nilai Michelson Contrast antara area kulit dan vena hingga 51,1%.