Teori komunikasi partisipatif dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) memperhatikan partisipasi masyarakat dalam pertukaran informasi dan proses komunikasi. Salah satu contoh CBT adalah keberadaan desa wisata di Indonesia salah satunya adalah Desa Wisata Bontang Kuala di Kalimantan Timur. Desa wisata tersebut adalah desa wisata yang dikelola langsung oleh masyarakat. Namun ditemukan bahwa partisipasi beberapa kelompok masyarakat masih kurang sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi partisipatif masyarakat dalam pengembangan program wisata laut di Desa Wisata Bontang Kuala. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi-terstruktur dengan 9 informan yang terdiri dari pihak kelurahan, pengelola, dan anggota kelompok masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa terdapat forum komunikasi yang menjadi ruang utama pertukaran pendapat antara masyarakat, pengelola, dan pemerintah secara dialogis atau dua arah. Setiap kelompok masyarakat diberi ruang untuk berpendapat secara setara, meskipun ditemukan ketimpangan antara generasi tua dan muda dalam penerimaan pendapat. Kolaborasi terbangun atas dasar kepercayaan yang menjamin dan menjaga hak kebebasan berpendapat setiap pihak yang ada pada forum tersebut. Evaluasi pasca-acara dilakukan secara kolektif untuk menetapkan solusi, penyelesaian masalah dilakukan dengan mengklasifikasikan masalah berdasarkan dampak dan tingkat kesulitannya. Penelitian ini menegaskan pentingnya komunikasi partisipatif dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.