Fenomena idealisasi tubuh pria yang direpresentasikan oleh media tak dapat dipungkiri telah menciptakan standar dalam bagaimana seorang pria ideal dipandang. Hadir kecenderungan dimana pria dinilai atas tampilan visual melebihi kapasitasnya sebagai seorang individu, atau juga dikenal sebagai tindakan objektifikasi. Objektifikasi menjadi unsur yang keberadaannya nampak dalam berbagai bentuk media termasuk film, salah satunya yakni film Dear David. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana khalayak remaja perempuan memaknai pesan objektifikasi yang hadir dalam film ini, melalui posisi pemaknaan teori resepsi Stuart Hall; dominant-hegemonic position, negotiated position, dan oppositional position. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme, serta memanfaatkan teori resepsi Stuart Hall dan teori objektifikasi Nussbaum sebagai landasan analisis data. Subjek penelitian difokuskan pada khalayak remaja perempuan lalu pemaknaan dikaji melalui lima adegan film Dear David yang merepresentasikan pesan objektifikasi seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemaknaan informan berada pada posisi dominan dan posisi negosiasi, tanpa adanya pemaknaan pada posisi oposisi. Melalui teori objektifikasi Nussbaum, ditemukan informan memaknai pesan objektifikasi dalam film Dear David sebagai tindakan yang utamanya menggambarkan nilai violability, reduction to body, dan instrumentality.