Overtourism merupakan tantangan global yang semakin meningkat, terutama di destinasi yang mengalami lonjakan jumlah wisatawan melebihi batas keberlanjutan, yang berdampak pada kepadatan dan tekanan terhadap lingkungan. Bali, sebagai destinasi wisata global terkemuka, menghadapi tekanan signifikan khususnya di wilayah selatan. Studi ini meneliti hubungan antara kepadatan infrastruktur dan persepsi keramaian di Bali dengan mengintegrasikan klasifikasi teks biner dan analisis geospasial. Model BERT yang telah disesuaikan digunakan untuk mengklasifikasikan ulasan wisatawan sebagai “ramai” atau “tidak ramai” guna mengekstrak persepsi terhadap kepadatan, sementara metode Kernel Density Estimation (KDE) memetakan konsentrasi infrastruktur dan mengidentifikasi titik-titik rawan keramaian. Temuan menunjukkan korelasi positif sedang antara kepadatan infrastruktur dan persepsi keramaian, yang menyoroti dampak infrastruktur pariwisata terhadap ketidakpuasan pengunjung. Studi ini merekomendasikan desentralisasi infrastruktur ke wilayah yang kurang berkembang dan peningkatan pengelolaan arus pengunjung selama musim puncak sebagai upaya penanganan overtourism. Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti oleh pembuat kebijakan, serta menawarkan kerangka kerja untuk mendukung strategi pariwisata berkelanjutan dan menjaga kelestarian budaya serta lingkungan Bali.