SIABDes TAXion, sebagai sistem informasi akuntansi BUMDes generasi sebelumnya, menghadapi sejumlah permasalahan seperti ketidakmampuan dalam menangani proses bisnis koreksi fiskal secara menyeluruh dan ketergantungan pada platform terpisah untuk aktivitas e-commerce BUMDes. Kondisi ini menimbulkan ketidakefisienan operasional, risiko miskomunikasi antara stakeholder dan pengembang, serta rendahnya traceability kebutuhan karena kebutuhan pengguna sering berubah secara dinamis. Untuk menjawab tantangan tersebut, penelitian ini melakukan analisis dan pemodelan kebutuhan pada pengembangan SIABDes MAXY dengan fokus pada fitur koreksi fiskal dan e-commerce yang terintegrasi, menggunakan pendekatan Agile Requirement Engineering (ARE). Pengumpulan kebutuhan dilakukan melalui wawancara dan diskusi kelompok bersama stakeholder utama, diikuti dengan pemodelan kebutuhan menggunakan berbagai diagram UML, seperti use case diagram, activity diagram, dan ERD, guna memastikan komunikasi yang efektif antar tim lintas latar belakang. Validasi kebutuhan dilakukan secara iteratif melalui presentasi dan diskusi bersama stakeholder, sedangkan keterlacakan kebutuhan dijaga dengan penerapan Requirement Traceability Matrix (RTM) yang terus diperbarui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi metode ARE, pemodelan kebutuhan terstruktur, dan RTM mampu menghasilkan kebutuhan sistem yang adaptif, terukur, dan berkelanjutan, serta meningkatkan efektivitas dan kualitas pengembangan SIABDes MAXY untuk mendukung perekonomian dan tata kelola desa secara digital.