Memahami pola pergerakan wisatawan yang terus berkembang sangat penting di kawasan multi-destinasi seperti Bali, di mana berbagai atraksi melayani beragam preferensi wisata. Analisis jaringan pariwisata secara statis yang bersifat tradisional tidak mampu menangkap perubahan temporal yang mencerminkan tren perilaku wisatawan secara lebih mendalam. Klasterisasi dinamis menjadi krusial, terutama dalam merespons gangguan seperti pandemi COVID-19 yang telah mengubah preferensi perjalanan secara global. Penelitian ini menerapkan pendekatan modularitas dinamis untuk memetakan evolusi klaster pariwisata Bali dari tahun 2019 hingga 2024, guna menjawab kebutuhan akan pengelolaan pariwisata yang adaptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa jaringan pariwisata Bali mengalami transisi dari struktur dua klaster yang stabil pada tahun 2019 menjadi klaster terfragmentasi pada tahun 2020 akibat pembatasan pandemi, dengan dominasi wisata domestik pada tahun 2021. Seiring kembalinya wisatawan internasional pada tahun 2022, jaringan Bali bertransformasi menjadi empat klaster yang beragam, mencapai tingkat diversifikasi maksimum pada tahun 2024. Perubahan ini mencerminkan resiliensi dan pemulihan adaptif Bali. Struktur jaringan tiap tahun menunjukkan pergeseran demografi dan preferensi wisatawan, dengan klaster yang mencerminkan minat seimbang terhadap alam, budaya, rekreasi, dan kesehatan. Klasterisasi dinamis mengungkap kapasitas Bali untuk bertransformasi dari jaringan yang berfokus pada wisatawan domestik menjadi simpul pariwisata internasional yang beragam seiring stabilnya kondisi global. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan klasterisasi dinamis dalam mengungkap tren pariwisata yang terus berubah, sehingga memungkinkan pengelola pariwisata Bali menyusun strategi responsif yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan yang beragam. Temuan ini mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan menjaga daya saing Bali dalam lanskap global yang dinamis.