Manajemen sistem drainase yang efektif memegang peranan penting dalam upaya pengurangan risiko banjir, khususnya pada wilayah rawan seperti Desa Cangkuang Wetan. Permasalahan muncul akibat pertumbuhan permukiman yang tidak terencana dan lemahnya integrasi sistem pengelolaan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem manajemen drainase berbasis teknologi melalui pendekatan Enterprise Architecture menggunakan kerangka TOGAF 10. Perancangan tidak hanya berfokus pada sistem drainase, tetapi turut mengakomodasi dua program pendukung, yakni pengelolaan lingkungan serta edukasi sanitasi, sebagai elemen penting dalam strategi mitigasi risiko. Proses pengembangan meliputi tahapan Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solutions, dan Migrations Planning. Hasilnya berupa blueprint arsitektur sistem yang terintegrasi, termasuk rancangan aplikasi digital untuk pencatatan, pemantauan, dan pelaporan. Penelitian ini juga membuka peluang pengembangan teknologi seperti sensor Internet of Things (IoT) guna meningkatkan kemampuan deteksi dini dan respons cepat terhadap kondisi drainase maupun fasilitas lingkungan. Rancangan ini diharapkan menjadi acuan dalam membangun desa tangguh bencana berbasis digital secara berkelanjutan.
Kata kunci: TOGAF 10, Enterprise Architecture, Drainase, Pengelolaan Lingkungan, Edukasi Sanitasi.