Jaringan wireless ad-hoc menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan topologi yang dinamis, keterbatasan bandwidth, serta konsumsi energi yang tinggi. Dalam kondisi tersebut, protokol berbasis IP tradisional menjadi kurang efisien karena bergantung pada pembaruan rute secara terus-menerus dan tidak mendukung penyimpanan data lokal. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan latensi, kehilangan paket, serta pemborosan sumber daya komunikasi, khususnya pada jaringan tanpa infrastruktur tetap.
Penelitian ini mengimplementasikan Named Data Networking (NDN) sebagai pendekatan alternatif berbasis nama konten yang mendukung mekanisme caching terdistribusi dan forwarding adaptif. Sistem diuji secara langsung pada jaringan wireless ad-hoc menggunakan perangkat Banana Pi R2 Pro. Evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan parameter throughput, round trip time (RTT), dan packet loss, dengan empat skenario posisi node yang berbeda. Tiga pendekatan digunakan dalam pengujian, yaitu protokol IP, NDN dengan cache aktif, dan NDN tanpa cache
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan NDN dengan cache memberikan performa paling optimal, dengan throughput stabil sebesar 40,0 Kbps, RTT rendah pada kisaran 9,227–18,826 ms, dan 0% packet loss di seluruh skenario. Pendekatan NDN tanpa cache juga menunjukkan performa tinggi dengan throughput 40,0–40,1 Kbps, RTT 10,007– 22,711 ms, dan 0% packet loss. Sebaliknya, protokol IP menunjukkan performa lebih rendah, dengan throughput 39,4–39,9 Kbps, RTT mencapai 26,502 ms pada skenario terburuk, serta packet loss hingga 0,3%. Penelitian ini menegaskan bahwa pendekatan NDN lebih efisien, adaptif, dan andal dalam mendukung komunikasi pada jaringan wireless ad-hoc tanpa infrastruktur tetap, serta relevan diterapkan pada sistem komunikasi taktis, situasi darurat, dan wilayah minim infrastruktur.