Kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi sering tidak dilaporkan karena kekhawatiran pelapor terhadap keamanan identitas dan kurangnya mekanisme pelaporan yang memadai. Penelitian ini mengembangkan sistem pengaduan kekerasan seksual berbasis website dengan fitur whistleblowing, menggunakan pendekatan gabungan Design Thinking dan Software Development Life Cycle (SDLC). Tahapan Design Thinking digunakan untuk memahami kebutuhan pengguna dan merancang solusi berbasis empati, sementara SDLC digunakan sebagai kerangka kerja teknis dalam proses implementasi sistem. Pengembangan dilakukan melalui proses iteratif mulai dari perencanaan, perancangan UI/UX, pengembangan antarmuka dengan React.js, hingga pengujian sistem menggunakan metode blackbox testing, usability testing, dan System Usability Scale (SUS). Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem berjalan sesuai fungsinya dan mendapatkan skor SUS dari sisi pengguna sebesar 82,43 (kategori Excellent) dan dari sisi admin sebesar 79,5 (kategori Good), yang menunjukkan bahwa sistem ini mudah digunakan serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelapor. Sistem ini dinilai dapat meningkatkan kenyamanan, keamanan, serta efektivitas pelaporan kasus kekerasan seksual secara digital.